Di tahun 1930-an, Kota Salatiga dipandang sangat strategis bagi pasukan Belanda karena lokasinya berada di tengah-tengah antara Semarang-Surakarta. Terkait hal tersebut, ada satu batalyon tentara kavaleri yang bermarkas di Ngebul (sekarang Batalyon 411/ Kostrad). Jumlah pasukan satu markas idealnya berkisar 600-an prajurit. Belum lagi tempat lain ada tentara KNIL yang bermarkas di beberapa lokasi. Banyaknya serdadu bule itu, maka bisa dibayangkan kondisi kota kecil ini di masa lalu. Ke timur ketemu Belanda, ke barat bertemu lagi, ke selatan pun pasti berpapasan.
KEMBALI KE ARTIKEL