Bambu yang perbatangnya seharga Rp 7 ribuan, oleh warga Ngablak, sejak tahun 1990 dijadikan penopang hidup. Caranya, batang- batang bambu tersebut dibuat menjadi kerai peneduh, tempat jemuran, kandang ayam, besek, anyaman atap hingga tempat untuk mengukus nasi. Meski dikerjakan secara sambilan, tetapi mampu memberikan kontribusi yang lumayan. Minggu (17/1) sore, saya bertandang ke kampung ini. Sayangnya, aktifitas warga berhenti karena sudah terlalu sore.
KEMBALI KE ARTIKEL