Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Mungkinkah Ada Skenario (Tersembunyi) di Balik Ricuhnya Kongres PSSI?

21 Mei 2011   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:24 141 0
Kongres PSSI diselenggarakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, karena diharapkan akan menjadi momen penting untuk melakukan langkah awal pembenahan di tubuh PSSI tapi yang terjadi malah kebuntuan. Saya mencoba berpikir jernih saja, saya yakin mereka mendengar dengan jelas bahwa calon yang mereka dukung sudah tidak eligible lagi, kalopun mereka ngotot tetap memperjuangkan kandidat yang mereka dukung sampai ke CAS sebagai lembaga arbitrase internasional, CAS kan sudah menolak juga. Haloooo...lalu apa yang kalian cari?
Jangan salahkan publik jika melihat ulah mereka membuat publik berpikir, apakah karena 2 kandidat sudah mengeluarkan modal sedemikian besarnya untuk "merangkul" pendukung sehingga para pendukungnya begitu ngotot banget? Kalo kalah kan tekor bandar, gimana mo balik modal. Menurut saya para pendukung GT-AP sudah lebih dari sekedar ngotot, sudah berbau maksa, memaksakan kehendak. Apa tidak ada cara yang lebih elegan menyuarakan aspirasi mereka? Sekali lagi jangan salahkan publik punya pandangan begini, daripada 2 kandidat itu tidak mungkin maju ke pemilihan calon ketua umum lagi, lebih baik biarkanlah PSSI dikenai sanksi dari FIFA. Ibarat lomba lari, karena mereka tidak mungkin menang karena didiskualifikasi maka mereka buat acara lomba lari itu ricuh sekalian, supaya acara lomba lari itu berantakan, akhirnya sama-sama tidak ada yang menang kan? Jika memang seperti itu, itu tindakan yang sangat kotor/tidak sportif. Saya mendengar langsung dari wawancara di radio ibukota kemarin, mereka kirim surat supaya FIFA jangan sampai menjatuhkan sanksi ke PSSI. Masa gara-gara 2 kandidat tidak mungkin maju semua kena akibatnya, yang menanggung sanksi PSSI & seluruh rakyat Indonesia.
Saya kira semua orang bisa membaca skenario ini, jadi di satu sisi menggencet konggres PSSI dengan "merangkul" pemilik suara sah untuk mendukung (mati-matian) mereka supaya mereka bisa menjadi ketua umum & wakil ketua, di sisi lain supaya mereka keliatan baik, keliatan membela PSSI, mereka mengirimkan surat itu. Agaknya mereka berharap bisa memecah belah suara masyarakat & masyarakat akhirnya berbalik mendukung mereka, demi kongres PSSI lancar & akhirnya tidak dikenai sanksi oleh FIFA. Mungkinkah mereka menciptakan kondisi seperti itu? Skenario yang cantik keliatannya ya..tapi kotor menurut saya. Seharusnya mereka legowo saja, dengan mereka berulah seperti itu malah makin memperlihatkan seperti apa mereka sebenarnya .
Apakah untuk berperan memajukan sepakbola di negara ini harus jadi ketua umum dulu ya? Saya kira semua orang setuju, jawabannya tidak. Ketua umum hanya salah satu 'tool' saja. Apa 2 kandidat itu sudah gila jabatan mungkin ya? Saya pribadi jadi mempertanyakan motif mereka ikut bursa pemilihan ketua umum & wakil ketua PSSI? Sebenarnya apa yang mereka cari?
Kedua kandidat & pemilik suara sah kan orang-orang yang sudah dewasa, sadar & mengerti tindakan mereka beserta konsekuensinya. Tapi tindakan mereka tidak menggambarkan tindakan yang bijak sama sekali, sepertinya mereka sudah gelap mata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun