Ira biasa datang ke Emporium Hotel pada malam hari sekitar pukul 19.00 dengan diantar sepeda motor dan pulang dijemput pada pukul 3.00 dini hari. Adapun pertunjukan sexy dancer di Emporium Hotel dimulai pukul 21.00 dan selesai pada pukul 02.00 WIB.
Warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan muda dengan puluhan luka tusuk di badannya. Ira (22) ditemukan tewas di kamar kosnya yang beralamat di Jalan Kelinci 2, nomor 18 RT 12 RW 4 Sawah Besar.
"Ditemukan oleh pembantu rumah tangga pemilik kos," ucap Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar, Iptu Reza Fahlevi.
Pembantu rumah tangga bernama Eka tersebut setiap hari memang biasa membangunkan Ira, sesuai permintaan yang bersangkutan. Namun betapa kagetnya ia ketika menemukan Ira telah tergeletak tak bernyawa dengan badan bersimbah darah.
Perempuan berkulit hitam ini ditemukan dengan 23 luka tusuk di tubuhnya.
"14 luka di bagian perut dan sisanya di bagian punggung dan tangan," katanya.
Polisi tidak menemukan senjata tajam di kamar kos yang berukuran 2x3 meter tersebut. Saat ini kamar yang terletak di lantai 3 sebelah kiri itu telah dipasang garis polisi.
"Kami masih terus dalami kasus ini," tutupnya.
Saat ini identitas resmi perempuan yang ditemukan dengan 23 luka tusuk di badannya tersebut belum diketahui.
"Kita masih belum ketahui nama jelas yang bersangkutan dan pekerjaannya," ucap Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga.
Sebab pihaknya tidak menemukan identitas apapun di kamar kos yang terletak di lantai 3 sebelah kiri tersebut. Pemilik kos yang beralamat di Jalan Kelinci 2, RT 12, RW 4 itu juga tidak mengantongi identitas resmi Ira.
"Menurut pemilik kos, korban baru dua bulan tinggal di sana. Kemudian tidak ada identitas sama sekali, makanya susah," ucapnya.
Shinto menyesalkan pemilik kos yang tidak teliti terhadap penghuninya. Berkaca dari kasus tersebut dan berbagai kasus pembunuhan lainnya, polisi mengimbau agar pemilik kos meminta foto copy identitas setiap penghuni kos.
"Kami mengimbau pemilik kos agar menyimpan identitas penghuninya. Minimal foto copy KTP atau SIM," katanya.
Shinto mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu keluarga dan teman-teman Ira untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Diharapkan identitas perempuan ini segera diketahui.
"Saat ini kami masih memeriksa saksi-saksi," tutupnya.
Hasil Autopsi Jenazah Ira
Namun menurut Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga, Ira berwajah cantik. "Tampilan fotonya cantik," ujar Shinto saat dihubungi detikcom, Selasa (3/12/2013).
Dari informasi yang dihimpun, Ira merupakan seorang penari kafe di kawasan Sawah Besar. Ia kerap diantar oleh pria berbadan besar saat pulang ke kosnya.
Ira ditemukan tewas bersimbah darah oleh pembantu rumah tangga pemilik kos sekitar pukul 09.00 WIB. Perempuan cantik ini menderita luka tusuk sebanyak 23 titik di sekujur tubuhnya.
Hingga saat ini belum diketahui siapa dan apa motif pelaku pembunuhan sadis tersebut. Polisi yang belum mengantongi identitas resmi korban, masih menanti kehadiran pihak keluarga Ira.
Dari hasil autopsi, wanita cantik penari diskotek ini meninggal karena luka tusuk yang mengenai organ vital tubuh.
"Korban meninggal karena tusukan yang kena ke paru dan ginjal," jelas Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga.
Hingga saat ini belum diketahui siapa dan apa motif pelaku pembunuhan keji tersebut. Pemeriksaan terhadap para saksi telah dilakukan, namun belum ada indikasi yang mengarah ke pelaku.
Polisi telah menemukan identitas penari diskotek cantik yang tewas tersebut. Enam Orang saksi telah dimintai keterangan terkait kasus ini.
"Kami telah memeriksa pengelola kos, pembantu di kos, tukang ojek korban, orang tua dan teman-teman korban," kata Shinto Silitonga.
Namun dari hasil pemeriksaan belum ada informasi yang mengarah ke pelaku. Polisi masih terus mencari saksi lain untuk menemukan titik terang dari kasus yang menimpa wanita cantik ini.
"Penyidik akan mencari saksi yang kenal dekat dengan korban untuk mengetahui kemungkinan permasalahan yang dihadapi korban belakangan ini," terang Shinto.
Selain memeriksa saksi, polisi juga telah mengamankan berbagai barang bukti yang ditemukan di kamar kos yang terletak di lantai tiga tersebut.
"Penyidik telah melakukan penyitaan terhadap pakaian korban, bed cover dan seprai yang ada ceceran darah," katanya.
Tusukan di paru-paru dan ginjal yang disebut dokter menjadi penyebab tewasnya Ira. Pelaku pembunuhan amat keji, puluhan luka ada di tubuh Ira. Apa motifnya?
"Bisa saja karena asmara," jelas Silitonga.
Shinto menegaskan penyidik sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Penyidik sudah melakukan pemetaan siapa saja yang mungkin melakukan kejahatan ini.
"Ada beberapa motif dan sedang diuji oleh tim yang ada," Korban bekerja pada salah satu agen dancer di Jakarta, namun sifatnya freelance," tambah Shinto.
"Kita masih terus selidiki," tutupnya.
Motif Asmara dan Ekonomi
Pihak kepolisian mengaku sudah mengetahui identitas pembunuh Kokom Komariyah atau Ira (20) seorang penari di klub malam yang ditemukan tewas bersimbah darah di kamar indekosnya beberapa waktu lalu.
Polisi berhasil menangkap dua orang pelaku pembunuhan terhadap Ira, penari di kelab malam itu. Dua pelaku berinisial Dono (samaran) (22) dan Jalal (samaran) (18) dibekuk di Jember, Jawa Timur.
Kepala Kepolisian Sektor Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga, menuturukan, pelaku nekat menghabisi nyawa Ira lantaran faktor ekonomi.
"Motif yang muncul ekonomi, tersangka butuh uang tapi korban tidak memberi," tutur Shinto. Shinto menambahkan, setelah menusuk tubuh korban hingga tewas, tersangka menggondol  telefon genggam dan sejumlah uang milik korban.
"Saat ini tersangka masih dilakukan pendalaman oleh penyidik. Mereka sebelumnya mempunyai hubungan pertemanan, jadi tersangka yang wanita berinisial JL berteman dekat dengan Ira," pungkasnya.
"Pelaku sudah teridentifikasi, sekarang sedang dicari," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya.
Polisi menduga, pelaku dan korban mempunyai hubungan yang dekat. Pasalnya, tidak ditemukan adanya kerusakan di dalam kamar indekos korban.
Rupanya berita pembunuhan itu sudah beredar di tempat Ira biasa bekerja menjadi sexy dancer di Emporium Hotel, Pecenongan, Jakarta Pusat.
Salah seorang petugas keamanan Emporium Hotel yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa kabar kematian Ira sudah beredar di kalangan para penari.
Pria berperawakan gempal itu mengaku tidak begitu mengenal para penari di Emporium Hotel. Namun karena setiap hari bertemu, dia kenal secara fisik, termasuk dengan Ira.
"Memang iya, semua orang di sini sudah tahu kalau Ira tewas. Tapi, kami belum pada ke sana. Sebetulnya saya tidak kenal dekat. Tapi tahu muka saja," kata pria itu saat ditemui di parkiran Emporium Hotel.
Satpam itu membenarkan ciri-ciri Ira yakni rambut lurus sebahu, kulit sawo matang, cantik, dan bertato malaikat di punggung. Dia memastikan bahwa Ira yang meninggal memang sexy dancer di Emporium, Pecenongan, Gambir, Jakarta Pusat.
"Iya itu saya tahu. Dia memang sering diantar jemput sama laki-laki. Tapi biasanya diantar pacar atau tukang ojek di sini. Dia sudah bekerja jadi penari di sini cukup lama," katanya.
Menurutnya, Ira biasa datang ke Emporium Hotel pada malam hari sekitar pukul 19.00 dengan diantar sepeda motor dan pulang dijemput pada pukul 3.00 dini hari. Adapun pertunjukan sexy dancer di Emporium Hotel dimulai pukul 21.00 dan selesai pada pukul 02.00 WIB.
"Senin saya lihat masih sempat kerja kayanya. Soalnya kemarin saya dinas malam juga," ujarnya.
Sementara itu, Hendra, salah satu penjual rokok di sekitar Emporium Hotel, juga mengetahui kabar meninggalnya salah satu penari di diskotek itu. Kata dia, sejak kemarin siang, berita pembunuhan itu santer di kalangan para tukang ojek dan beberapa penari yang suka membeli rokok di warungnya.
"Iya dari kemarin siang banyak yang cerita ada dancer yang dibunuh di kamar kosnya," kata Hendra.
Saat itu di tempat parkir Emporium Hotel banyak wanita muda dan cantik turun dari motor dengan diantar seorang pria.
Setibanya di depan Emporium Hotel itu, mereka langsung masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian di gang kecil itu ada akses pintu masuk lewat belakang menuju Emporium. Hotel berwarna dominan hitam dengan aksen kuning itu dilihat dari luar cukup megah. Ditambah lagi arsitek bergaya romawi yang menambah mewah hotel tersebut.
Di depan hotel banyak motor pengunjung yang terparkir hingga tiga baris. Kemudian di samping kanan hotel ada sebuah pangkalan ojek. Di tempat itu tidak lebih dari sepuluh tukang ojek yang mangkal.
Pengunjung yang membawa mobil langsung dipersilahkan satpam untuk parkir di dalam area yang sudah disediakan di hotel itu.berbagai