Muncul lagi pertanyaan apakah orang yang menulis selalu didorong oleh kebahagiaan? Tidak juga karena ada yang menulis dalam kondisi tidak bahagia. Orang-orang yang tidak bahagia, disadari atau tidak olehnya, dapat menjadikan menulis sebagai terapi. Mungkin karena itu Naning Pranoto menulis buku berjudul
Writing for Therapy: Menyembuhkan Luka Emosi, Galau, Patah Hati, Luka Hati, Luka Jiwa dengan Kata-kata. Judul itu saja sudah menyiratkan penulis memborong semua derita untuk diselesaikan dengan kata-kata.
KEMBALI KE ARTIKEL