serbuknya meranumkan senyum
mengkeriputkan kuntum
dia sembunyi di ruang-ruang hening
di ruas-ruas penjeda geming
sekilas mengagetkan, tapi dia
tak mampu menuakan jiwa
menyusut kala gembira
memanjang di kala duka
digital jam hanya
menangkap ekor nya
hanya tabir wajah nya
lari nya
menggerakkan kelopak
meninggalkan tawa tersedak
datang nya
memunggungi detik
menelusup bintik renik
melipat semesta ke dalam titik
membidik kemudian mencekik