tiga hari lagi dia mati, sembari sendoki tumpahan anggur
menunggu denting gema mantra lembar rapalan jamur
kau bersila di atas batu marmar
melipati menu kematian dari
irisan kepalan apel
mercu eiffel
kau juga berlari bawakan
pecahan lonceng gardu besi
menabuhi menara puisi yang
beraroma parfum sari melati
matahari yang romantis pun bersinar dawai disini
tanpa harus mendaki puncak sajak ziarahi melodi