setelah mendaki jalan terluntalunta mu
sampai juga aku pada sebuah goa
dengan pecipeci yang menempel
di langitlangit itu
sebenarnya
aku ingin berhenti saja di wanayasa
untuk mencairkan kujang tembaga
yang telah
berulangkali menusuk dada
tapi kemudian engkau merubah peta
tanpa berikan tandabaca