Dialog kursi, di jendela terbuka, bertukar hati. Terkadang dingin, lalu menghangat lagi, tergantung musim. Tlah kenyang asam garam, saksi ambisi, terbakar api. Berebut tulang, kadang tidak berdaging, terbayang nyam-nyam. Jika tlah jadi, duduk di kursi, sebelum lupa diri.
KEMBALI KE ARTIKEL