Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Karnaval Kemerdekaan di Wamena

9 Maret 2015   14:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:57 1305 7
Meninggalkan orang-orang tercinta nun jauh di Jawa dan merantau di pulau ujung timur Indonesia mungkin tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Maklum, sejak kecil saya sudah sangat dikenyangkan mencicipi manisnya pulau Jawa dengan berbagai fasilitasnya, bersanding dengan budaya Jawa yang sudah begitu akrab dengan diri, sampai bercanda mesra dengan orangtua, kerabat, dan teman-teman karib. Kegalauan dan kecemasan sempat melanda diri ketika dua bulan lalu, saya mendapatkan surat keputusan yang menyatakan bahwa saya ditempatkan di KPPN Wamena, salah satu kantor vertikal Ditjen Perbendaharaan yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Wamena. Dua bulan sudah kulalui, kegalauan itu pun sudah hampir ludes saat ini. Apalagi setelah saya tahu bahwa kondisi Wamena tidak separah yang terlintas di benak saat itu. Beragam fasilitas seperti supermarket, tempat ibadah, warnet, pasar, dll sudah tersedia pun kegiatan-kegiatan masyarakat sudah begitu maju seperti di Jawa seperti Karnaval Agustus yang ingin kuceritakan kali ini. Pagi hari, 11 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIT  dari kantorku mulai terdengar keramaian di jalan. Penasaran, kusibak tirai jendela, ternyata sudah banyak orang-orang berdiri memenuhi trotoar. Ternyata mereka sedang menunggu rombongan karnaval yang akan melintas di depan kantorku menuju Kantor Bupati. Kebetulan kantorku cukup strategis, terletak di perempatan jalan, 30 meteran dari singgasana kepala daerah tersebut. Langsung saja, kuambil kamera poket, bercermin sebentar, kemudian bergegas menuju pagar kantor untuk mengabadikan momen yang tidak kusangka sebelumnya. Karnaval Agustusan di Wamena diikuti oleh para murid dan guru dari sekolah-sekolah di segenap penjuru Kabupaten Jayawijaya mulai dari TK sampai SMA. Berangkat dari distrik-distrik (kecamatan) yang berjarak puluhan kilometer, rombongan pelajar tersebut menuju Kantor Bupati terlebih dahulu, baru kemudian mengawali perjalanan mengelilingi distrik (sekaligus kota) Wamena. Karena masih ada pekerjaan di kantor, tentu saja tidak etis jika saya harus mengikuti karnaval ini sampai selesai. Maka, yang mampu saya tampilkan di sini hanyalah sedikit gambar-gambar apik di awal-awal karnaval yang sempat saya abadikan di sekitar kantor saya. [caption id="attachment_124216" align="aligncenter" width="640" caption="Rombongan murid SD dan gurunya "][/caption] Peristiwa karnaval kali ini memiliki makna tersendiri di hati saya, bayangkan saja beberapa hari sebelumnya muncul peristiwa yang menyayat hati ketika di Kabupaten Puncak terjadi kerusuhan saat Pemilukada yang menelan 21 korban jiwa, ditambah dengan mencuatnya kembali isu separatisme di Abepura ketika beberapa angkot diserang rombongan orang misterius yang 'dicurigai' bagian dari kelompok separatis Papua (OPM). Namun, kali ini justru di Kabupaten Jayawijaya ini ada peringatan hari Kemerdekaan yang dilaksanakan penuh antusias oleh warga di tengah terik matahari, di saat sebagian di antara mereka melaksanakan ibadah puasa. Bagi saya hal ini sungguh mengharukan, membangkitkan nasionalisme, dan memperteguh perjuangan meniti karir sebagai abdi negara (PNS).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun