Pendekatan deterministik dan penekanan pada kendali atas nasib sendiri mendasari penolakan terhadap agama. Kedua tindakan tersebut menyimpang dari evaluasi obyektif, tetapi yang pertama adalah rasional karena menerima tingkat ketergantungan yang sebenarnya terhadap lingkungan, jika ada kekuatan Yang Maha Kuasa yang dibayangkan di balikny. Kekristenan dengan manfaatnya membedakan sinyal dari kebisingan karena kriteria ketat antara baik dan jahat, pertobatan dan pengampunan, yang memungkinkan orang belajar dari kesalahannya dan informasi tidak hilang, dan sistem komunikasi (etika), yang memungkinkan pemecahan masalah yang konsisten.
KEMBALI KE ARTIKEL