serpihan tubuhnya
telah berserakan di sepanjang pantai
tempat para pelacur, mengembara,
tersesat,
tempat cinta ditinggalkan,
dibakar,
tempat seekor kera melahap
jejak kaki lelaki itu.
Tuhan sudah mati.
Itu terjadi di semua sudut jalanraya.
Sebelum meninggal,
dia menangis.
Kesedihannya tidak ada batasnya.
Angin meniup janggutnya
yang sirna dalam awan harapan,
lalu hujan membuka pelupuk matanya
yang penuh jarak
dan berubah menjadi kubangan
kotor berdebu, lesu, membisu
dimana kata-kata terlupakan,
dimana sungai sedih, penuh air mata,
dimana kota dan desa semua rapuh,
terkutuk , dan sempah peradaban.
Tuhan sudah mati.
Semoga jiwamu beristirahat dengan tenang.