Betapa bahagianya kamu, nak, duduk di atas debu,
bersenang-senang sepanjang pagi dengan ranting patah!
Aku tersenyum saat melihatmu bermain disini.
aku sibuk mendidik matematika,
dan aku menghabiskan berjam-jam menambahkan angka.
Mungkin kamu melihat  aku berpikir, maka aku ada
"Betapa perlunya pagi dan malam bermain logika matematika seperti itu!"
tapi kamu kurang didikan menghiburku; Â melupakan senimu.
aku mengejar
kamu hanya bisnis pribadi yang mahal dan mengumpulkan emas dan perak.
kamu bermain  tanpa hati dan menemukan egomu.
aku telah mendedikasikan kekuatan dan waktu-ku
untuk menaklukkan hal-hal yang tidak akan pernah bisa kamu lakukan.
Dalam perahumu kina rapuh, kamu menyeberangi lautan ambisi,
dan lupa bahwa pekerjaanmu tanpa berpikir logis pada permainan.