Cinta itu seperti bunga daun kecubung,
Persahabatan seperti Bunga Edelweis Kering
Abadi dan setia saat selalu mekar
Tapi mana yang akan berkembang paling konstan?
Bunga kamboja liar itu manis di tepi kolam,
Bunga makam pahlawan mengharumkan udara;
Namun tunggu sampai musim kemarau datang lagi
Dan siapa yang akan menyebut Bunga Edelweis Kering?
Lalu datanglah karangan bunga mawar
Dan kamu adalah sama dengan bunga daun kecubung,
Bahwa ketika dipakai selalu merusak logikamu
Tetapi kamu selalu membiarkan bunga itu tetap hijau.
Cinta manis masa muda, maafkan, jika aku melupakanmu,
Sementara air pasang dunia membawa saya;
Keinginan dan harapan lain menimpa jiwa,
Harapan yang mengaburkan, tetapi tidak bisa membuatmu salah!
Tidak ada cahaya kemudian yang menerangi jalanku,
Tidak ada pagi kedua yang bersinar untukku;
Semua kebahagiaan hidupku dari hidupmu tercinta diberikan,
Cinta itu seperti bunga daun kecubung,
Semua kebahagiaan hidupku ada di kuburan bersamamu.
Tapi, ketika hari-hari mimpi emas telah lenyap,
Dan bahkan tidak berdaya untuk dihancurkan,
Kemudian aku belajar bagaimana keberadaan bisa dihargai,
Tetapi Cintamu itu seperti bunga daun kecubung,
Diberi tanpa ada kegembiraan.
Lalu apakah aku memeriksa air mata kehidupan tidak berguna ini
Menyapih jiwa mudaku dari kerinduanmu;
Cinta itu seperti bunga daun kecubung,
Turun ke kuburan itu sudah lebih dari milikku.
Dan, aku tidak berani membiarkannya merana,
Tak berani memanjakan diri dalam rasa sakit yang mengasyikkan;
Cinta itu seperti bunga daun kecubung,
Begitu meminum dalam penderitaan yang paling ilahi itu,
Bagaimana mungkin aku bisa mencari dunia kosong lagi?