Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Transformasi Filsafat Hermeneutika Jerman Schleiermacher, Dilthay, Gadamer, Habermas: Studi Etnografi Geerzt dan Genealogi Foucault pada KAP di Jakarta

21 Januari 2018   12:45 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:30 2056 0
Transformasi Filsafat Hermeneutika Jerman Untuk Akuntansi, dan Auditing   Schleiermacher (1768-1834), Dilthey (1833-1911), Gadamer (1900-2002), Habermas (1929)  Studi Etnografi Clifford Geertz, dan Genealogi Michel Foucault  Pada KAP Di Jakarta ** Dalil-Dalil Hasil Invensi. Untuk penyusunan dalil invensi ini diadopsi empat tokoh pemikiran Filsafat Hermeneutika Jerman Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher  (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911), Hans-Georg Gadamer (1900-2002), Jurgen Habermas (1929). Pendasaran transformasi ini adalah satu fakta dapat diterangkan menjadi banyak fakta atau penjelasannya konsep tergantung epistimologinya.  Pendasaran transformasi ini adalah satu fakta dapat diterangkan menjadi banyak fakta atau pejelasannya konsep tergantung epistimologinya. Filsafat Hermenutika  Ideologi Kritik (Frankfurt School) untuk auditing dimaknai:penulis laporan keuangan (auditee) : (a) tidak mungkin menulis laporan keuangan dengan menginterperatasikan SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP), menghasilkan catatan akuntansi dapat dipercaya dan handal karena (1) tulisan adalah pada targetnya dunia mental penulis dan tidak masuk dalam dunia batin. SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP), SPAP  atau Standar Audit tidak memuat unsur pemahaman batin  yang merupakan  fenomena kemanusian, (2) memahami SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP), dan transaksi  kemudian melakukan jurnal pencatatan adalah seni bicara  (retorika), seni menulis, seni memahami sebagai interprestasi dunia psikologis mental (isi  SAK= Syariah, ETAP, IFRS, ASP). (3) Memahami SAK adalah memahami isi pikiran IAPI artinya terdapat jurang tebal pemahaman Dewan Standar Akuntansi, dengan pengguna Standar dalam Praktik.  Terdapat  jarak pemahaman antara penyusun SAK, dan pengguna SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP),   (1) memahami SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP),  dengan versi IAPI adakah berbeda dengan pemahaman pengguna (klien). Maka memahami harus ditanyakan ke mereka IAPI sendiri itu baru benar.  Karena itu ada dua bentuk pemahaman yakni  (eksplanasi), fakta empirik, sisi luar proses objektif, fakta fisik, analisis kausal mestinya tidak terdapat perbedaan, sedangkan (understanding), sisi dalam, fakta mental, berpartisipasi dalam komunitas, dan  life expression adalah berbeda antara penyusun standard dan pengguna standard. Laporan keuangan disusun oleh auditee adalah ekspresi komunikasi simbolik kondisi-kondisi dasar yang menyebabkan lahirnya satu diskursus, digunakan oleh penguasa untuk menerapkan kekuasaannya atas masyarakat.Model Riset  Invensi Penelitian, adalah menggunakan pendekatan Etnografi Clifford Geertz, dan Genealogi Michel Foucault. Pendasaran Epistimologi Akuntansi, dan Auditing Mengadopsi Pemikiran Filsafat Hermenutika Jerman berdasarkan  Pada Auditor, dan Auditee: Penelitian dilakukan di Kantor Akuntan Publik 3 di Jakarta selama 6 tahun. Untuk menyusun Dalil-Dalil saya membuat paradigma ilmu akuntansi/auditing berikut ini:

  • Dalil  (1): Auditing Hermeneutical dilakukan dengan metode transposisi diri pada makna teks literasi  (nacherleben = "dialami kembali) dengan memahami isi pikiran auditee. Cara nya ada dua yakni  interpretasi  gramatis (kalimat gaya bahasa simantik, kata-kata dipakai, sejarah), dan interprestasi dunia psikologis mental (apa kiranya isi pemikiran kembali yang dipikir penulis).
  • Dalil (2):Auditing adalah seni bicara  (retorika), seni menulis, seni memahami. Pada seni bicara  (retorika), seni menulis merupakan sisi luar pikiran tentang apa yang diungkapkan; seni memahami adalah sisi dalam manusia. Tugas auditor adalah memahami tulisan dan targetnya adalah dunia mental (pikiran) penulis laporan keuangan (auditee).
  • Dalil (3):Gerak auditor adalah membaca maka melakukan isi tulisan kepada isi pikiran; sedangkan menulis  geraknya dari pikiran ketulisan. Merupakan proses dialektik "evaluasi" dan transposisi diri sehingga lebih baik dan lebih paham.
  • Dalil (4):Auditor adalah menghadirkan makana masa lalu dalam bentuk psikologis gramatis sehingga fungsi reproduksi auditor menjadi lebih baik dibandingkan penulis awal. Audit metode hermeneutical adalah mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya.
  • Dalil (5): Auditor memahami klien ada dua cara Geisteswissenschaften,dan Naturwissenschaften. (1) Geisteswissenschaften adalah   metode verstehen atau  life expression dengan cara memahami psikologi manusia atau objek dalam person dimensi batiniahnya ("innenleben") melalui etnografi, empati, transposisi ikut berpartisipasi dalam komunitas, (2) Naturwissenschaften adalah  metode Erkleren (eksplanasi), fakta empirik, sisi luar proses objektif, fakta fisik, analisis kausal determenistik.
  • Dalil (6):Kendala auditor memahami klien adalah masalah prasangka disusupkan sengaja (penyimpulan tergesa-gesa). Maka auditor harus dapat memilah dan memilih metode prasangka yang legitim dan non legitim.  Ada kemungkinan diam-diam (prasangka =Vorurteil)   dimasukkan dalam ilmu auditing sehingga sampai hari ini terdapat kesalahan. Ilmu semua merupakan prasangka diakibatkan "sejarah pengaruh" dalam berpikir.
  • Dalil (7): Akibat "Sejarah Pengaruh" maka auditor itu sendiri adalah sejarah itu atau auditor adalah pelaku sejarah). Sejarah pengaruh adalah fusion of horizons: maka terjadi 4 hal yakni (a) auditor tersituasi, (b) kesadaran adanya bayang bayang tradisi, (b) kesadaran anak zaman, (d) repleksi diri dalam sejarah.
  • Dalil (8): Auditing pendekatan hermeneutical  adalah perluasan penggabungan/asimilasi fusi horison  yang semakin meluas semakin ke atas, tetapi ada batas, meskipun ada ruang.
  • Dalil (9): Auditor yang bijaksana (bildung)  dapat membedakan dan mendefinsikan Horizon lalu dengan Horizon kini, Memahami dalam konteks Horizon kekinian. Prakttik audit atau "aplikasi"  bersamaan atau sama dengan pemahaman; pemahaman terjadi ketika di aplikasikan atau terjadi pada saat opini. Opini adalah pemahaman itu sendiri. Aplikasi terjadi pemahaman, ketika menilai efek masa lalu, dan apa efeknya ke depan.  Persis ketika menerapkannya (aplikasi) hasil aplikasi adalah pemahaman.
  • Dalil (10): Auditor yang kompeten mampu melampaui, dan putus hubungan dengan tradisi ("pindah keyakinan"), menerima, menolak, menunda; mendoroang pengetahuan, karena ada bahasa tidak netral/kekuasan kapitalisme.
  • Dalil (11) Auditor yang kompeten mampu disertai dengan otonomi (self-governance) dan tanggung jawab, untuk menghasilkan idial  percakapan dengan tulisan dengan mempraktikkan   SAK (Syariah, ETAP, IFRS, ASP), untuk memperoleh pemahaman bahkan melampaui hal ini.
  • Dalil (12): Kebenaran auditing identik dengan kehendak untuk berkuasa  bersifat "alienasi" seperti  "agency theory" sebagai hegemoni yang tidak sadari pada wilayah "grand narrative". Laporan keuangan mengandung kekerasan power-sender  mendudukkan diri sebagai penguasa yang memiliki kemampuan persuasif untuk menguasai, mempengaruhi gagasan dunia kesadaran berada di bawah kekuasaannya (power recipients).
  • Dalil (13): Mereproduksi teks laporan keuangan secara akurat dari masa lalu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak mungkin.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun