Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Rindu Lawakan Jojon

8 Oktober 2021   18:42 Diperbarui: 8 Oktober 2021   18:50 2158 2
Awal tahun 80-an, aku, waktu itu masih duduk di bangku kelas satu SMP, bersama seorang tetangga berjalan kaki kurang lebih tiga kilometer dari rumah ke Stadion Mattoanging Makassar. Ketika itu kendaraan bermotor tidak sepadat sekarang. Berjalan kaki ke stadion kami lakukan dengan enjoi. Tujuan kami melihat secara langsung penampilan pelawak Jojon bersama grup Jayakarta.

Jayakarta waktu itu sedang tenar-tenarnya. Setiap penampilan mereka khususnya di televisi selalu ditunggu oleh pemirsa. Aku pun demikian. Lawak waktu itu menjadi salah satu acara favorit di televisi. Penampilan kocak Jojon menjadi magnet kuat bagi penonton.

Kami tiba di stadion sekitar pukul dua siang. Lautan manusia sudah memenuhi stadion. Penonton waktu itu hanya bisa ditandingi ketika PSM Makassar berlaga menjamu tamunya. Teriakan memanggil nama, "Jojon! Jojon! Jojon! " terus terdengar.

Stadion legendaris warga Sulawesi Selatan itu menjadi saksi bisu begitu terkenalnya pelawak bernama lengkap Djuhri Masdjan ini. Jayakarta baru tampil sekitar pukul lima sore. Cahyono tampil sebagai pembuka menyapa warga Makassar. Nama Jojon terus diteriakkan. Karena antusiasme warga begitu besar pada Jojon, Cahhono terpaksa memanggil, "Jon! Jon! " teriaknya.

Jojon, bersama dua personil Jayakarta lainnya, U'uk dan Johny keluar bersamaan. Meledaklah tawa penonton. Jojon berjalan ke tengah panggung dengan penampilan khasnya selama ini, bercelana komprang melewati perut dengan kumis ala Charlie Chaplin. Selama penampilan Jayakarta, penonton terus tertawa. Melihat secara langsung pelawak Jojon dengan Jayakarta nya menjadi pengalaman tak terlupakan buatku.

Jojon bagiku adalah salah satu pelawak legendaris tanah air. Setiap penampilan Jayakarta masa itu, ada satu kata yang selalu kutunggu diucapkan Jojon. "Cahyonooo... " Aku pun tertawa. Cara pengucapannya yang polos terkesan lugu selalu mengundang tawa.

Ternyata Jojon tidak hanya pandai melawak di atas panggung. Dalam kehidupan sehari-hari Jojon ternyata suka iseng. Suatu subuh, Jojon mendadak membangunkan seisi rumah sambil berteriak. "Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran! Bangun! Bangun!" Sontak seisi rumah pada berhamburan, menyangka terjadi kebakaran.

Jojon sendiri salah satu anggota yang melahirkan grup Jayakarta pada tahun 1970-an. Selain Jojon, Jayakarta beranggotakan Cahyono, U'uk, da  Johny. Grup lawak ini tidak memerlukan waktu lama untuk menjadi grup lawak papan atas ketika itu.

Nama Jayakarta semakin berkibar ketika sering tampil pada acara televisi Kamera Ria dan Aneka Ria Safari. Kedua acara ini sebetulnya acara musik. Lawak hanya acara selingan. Waktu tampilnya pun tidak lama. Hanya 15 sampai 20 menit. Acara selingan inilah yang membuatku selalu menunggu kedua acara tersebut.

Jojon lahir pada 5 Juni 1947, dan meninggal dunia di Jakarta pada 6 Maret 2014. Jojon memperisterikan  Henny Mariana dan dikaruniai anak Kiki Hermawan. Jojon tidak terlalu senang bila diminta menceritakan masa kecilnya karena diwarnai kesedihan dan penderitaan.

Ketika pelawak seangkatannya mulai menghilang dari industri hiburan tanah air, baik karena meninggal maupun karena sudah jarang diundang lagi, Jojon tetap eksis. Undangan untuk mengisi acara masih sering diterimanya. Apalagi setelah Jayakarta bubar dan personilnya memilih jalan sendiri-sendiri.

Era Jayakarta dan grup lawak seangkatannya meredup. Muncullah grup lawak pendatang baru menggantikan mereka. Nama-nama grup lawak seperti Bagito, Patrio, Cagur dan lainnya bermunculan. Mereka menguasai dunia perlawakan tanah air beberapa tahun. Mereka lebih banyak mengandalkan kalimat-kalimat lucu daripada gestur tubuh mengundang tawa kecuali beberapa pelawak lainnya.

Kini dunia lawak tidak lagi mengandalkan grup. Zaman terus berputar. Setiap anggota grup lawak mampu melawak sendiri. Kalau pemirsa memperhatikan, acara televisi sekarang lebih suka mengumpulkan para pelawak dalam sebuah acara.

Pelawak muda dengan berbagai karakter dan gaya terus lahir. Sebut saja almarhum Olga Syahputra, Komeng, Sule, Andre Taulani, dan banyak lagi lainnya. Wendi dan Parto yang dulunya bernaung dalam sebuah grup kini lebih memilih bersolo karier.

Memang pendatang baru boleh dan harus terus bermunculan. Tapi Jojon terus berusaha mempertahankan eksistensinya dalam kemampuannya beradu akting. Pada penghujung perjalanan hidupnya, Jojon masih sempat membintangi sinetron "Mak Ijah Pengen ke Mekkah."

Di sinetron yang disiarkan SCTV ini, Jojon tidak lagi melawak. Aku tidak lagi melihat celana komprang yang sering dipakainya ketika melawak. Aku tidak lagi mendengar teriakan, "Cahyonooo... " Yang membuatku terbahak. Jojon, semoga amal kebaikanmu di dunia menjadi cahaya bagimu di alam sana. Amin. Aku rindu lawakan Jojon.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun