Kondisi masyarakat Indonesia sejak jaman kerajaan sampai jaman kemerdekaan adalah serba majemuk. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multi etnis dan multi religius. Kemajemukan ini menunjukkan adanya berbagai elemen yang saling berinteraksi. Berbagai suku dan kepercayaan beragama didalam masyarakat merupakan kekayaan tak ternilai dimiliki bangsa ini. Sebaliknya kemajemukan ini sewaktu-waktu bisa memperlemah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sadar akan hal ini, maka jauh sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai, telah dilakukan upaya mempersatukan semua elemen yang ada di masyarakat. Para pemuda terpelajar yang sadar akan pentingnya persatuan akhirnya membentuk organisasi pergerakan nasional. Organisasi pergerakan nasional ini cepat memperoleh respon karena tujuan pergerakan sebenarnya adalah mencapai Indonesia merdeka.
Melihat situasi bangsa (masa awal pergerakan nasional) persoalan pokok  harus segera dibenahi adalah bagaimana menggalang persatuan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Muncullah organisasi pergerakan nasional. Setelah Tahun 1908 perjuangan anak bangsa mengalami perubahan mendasar yakni menggalang persatuan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya khususnya pada jaman kerajaan, tahun 1908 lahir organisasi pergerakan nasional yang dibentuk oleh pemuda cerdik pandai. Perjuangan mulai menunjukkan persatuan dengan organisasi lebih modern.
Pada tanggal 20 Mei 1908 lahirlah Budi Utomo didirikan oleh Dr. Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo. Mereka adalah mahasiswa kedokteran Stovia. Gagasan pembentukan Budi Utomo datang dari dr. Wahidin Sudirohusodo.
Tanggal 5 Â Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan Kongres pertama di Yogyakarta. Kongres pertama ini menghasilkan beberapa keputusan terkenal seperti. Budi Utomo tidak berpolitik. Budi Utomo mengutamakan kegiatan sosial, budaya dan pendidikan. Pergerakan Budi Utomo terbatas pada Pulau Jawa dan Madura. Kongres pertama ini memilih Bupati Karanganyar, Tirto Kusumo sebagai ketua pergerakan Budi Utomo pusat.
Awal pembentukan Budi Utomo bertujuan menjamin kemajuan hidup secara terhormat. Ini hanya bisa tercapai dengan melakukan perbaikan pada sektor kebudayaan, pertanian, peternakan, perdagangan dan pendidikan. Seiring berjalannya pergerakan maka tujuan dan kegiatan Budi Utomo mengalami perkembangan.
Sesuai situasi saat itu, tahun 1914 Budi Utomo mengesahkan terbentuknya Komite Pertahanan Hindia (Comite Indie Weerbaar). Organisasi Pergerakan Budi Utomo melihat pentingnya membentuk sebuah milisi beranggotakan bumi putera. Milisi ini diharapkan dapat mempertahankan Bumi Pertiwi dari serangan luar akibat Perang Dunia Pertama (1914 - 1918). Usulan ini ditolak mentah-mentah oleh Belanda dan lebih memilih pembentukan Dewan Rakyat Hindia ( Volksraad). Budi Utomo aktif dalam lembaga ini.
Wawasan kebangsaan Budi Utomo terus berkembang. Tahun 1932 Organisasi Pergerakan Budi Utomo telah mencantumkan cita-cita Indonesia Merdeka dalam tujuan organisasi.
Beriringan dengan lahirnya Budi Utomo, berbagai organisasi pergerakan bermunculan diantaranya. Tahun 1911 di Laweyan Solo terbentuk  Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang diketuai Haji Samanhudi. Muncul pula organisasi Indiche Partij (IP), berdiri 25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai yakni, Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), Tjipto Mangunkusumo, dan Soewardi soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Tujuannya mempersatukan Hindia Belanda sebagai persiapan Hindia Merdeka.
Kemudian 18 November 1912 berdiri Muhammadiyah oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan. Juga muncul Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia) didirikan oleh Raden Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi pada 7 Maret 1915 di Jakarta. Bermunculan pula organisasi pergerakan lainnya.
Organisasi masa pergerakan nasional memiliki tujuan sama Indonesia Merdeka. Ini hanya bisa tercapai dengan Persatuan. Kata persatuan sangat jelas terumus dalam salah satu sila Pancasila, Persatuan Indonesia.