Membaca posting Ketua DPR Marzukie Ali berjudul: “Response Mbak Della dan Teman-teman” yang di-posting 13 Januari tadi malam, saya Jadi tergelitik untuk membuat tulisan dengan judul di atas.
Rencana Pembangunana Gedung Baru DPR
Anggaran sebesar satu triliun itu malah melebihi jumlah anggaran buat kesejahteraan rakyat seperti biaya peningkatan gizi masyarakat yang membutuhkan 397 miliar ataupun penanggulangan kemiskinan dengan anggaran hanya sebesar 747 miliar rupiah.
Gedung baru DPR dengan nama Menara Senayan ini, menurut Andrinof, harus dibatalkan. “Suara rakyat harus betul-betul didengarkan. Rencana pembangunan gedung ini berlebihan. Biaya yang wajar jauh di bawah itu,” katanya.
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat, Indonesia Budget Center, Arif Nur Alam, seharusnya para anggota DPR memperhatikan masalah yang terjadi di masyarakat seperti ribuan sekolah yang dilaporkan rusak, banyak daerah yang belum memiliki rumah sakit atau instalasi air bersih yang memadai.
Sementara itu, anggota Badan Urusan Rumah Tangga DPR menegaskan bahwa pembangunan gedung baru DPR ini merupakan kebutuhan yang sangat penting. “Coba lihat gedung DPR saat ini, yang kapasitasnya untuk 850 orang sudah dihuni 2500 orang, ditambah sekarang dengan 560 orang berarti 3000 sekian. Jadi, kita harus objektif dan kita bangun ini bukan jangka waktu pendek, melainkan untuk 50 bahkan 100 tahun ke depan.
Hendaklah wakil rakyat berpikir untuk kepentingan rakyat Indonesia. Bila pembangunan memang diharuskan, alangkah baiknya jika dilakukan dengan biaya rendah, tidak dengan fasilitas yang mewah seperti kolam renang maupun sarana olahraga lainnya atau fasilitas lainnya yang pastinya akan membuat biaya pembangunan bertambah.