Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Artikel Utama

Melaksanakan Ibadah Haji Tanpa Biaya Sendiri Tanpa Korupsi: Bagian Pertama

15 November 2010   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 1743 11

Prolog

Mungkin sulit dipercaya, saya sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) di Kementerian (dulu Departemen) Pertanian, dapat melaksankan ibadah Haji tanpa biaya sendiri dan tanpa korupsi. Bagamana mungkin, padahal gaji saya sangat kecil dibanding gaji Menteri atau Anggota DPR atau Ketua KPK, apalagi Diierksi BUMN yang jumlah gajinya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah?. Gaji dan tunjangan jabatan-ku kurang dari Rp.3 juta per bulan, padahal punya tanggungan seorang istri dan lima anak. Kok bisa pergi haji?. Bagaimana caranya, haji tanpa korupsi?

Dalam rangka menyambut pelaksanaan Haji tahun 2010, dimana Wukuf di Arafah, sebagai salah satu Rukun Haji (tanpa wukuf tidak syah hajinya), yang dilaksankan hari ini, Senin, 15 November 2010 atau tanggal 9 Zulhijah 1430, penulis ingin menceritakan pengalaman pribadi, saat melaksankan Haji tahun 2004.

Wukuf di Arafah dimulai setelah shalat Zuhur dan Ashar yang dilaksanakan secara jamak (sekaligus). Para jamaah berwukuf dengan hanya berzikir dan berdoa kepada Allah di dalam tenda masing-masing sampai menjelang waktu shalat Magrib. Setiap tenda diisi oleh sekitar 20 jamaah. Karena ada perbeaadn waktu empat jam antara waktu Mekah dengan WIB, maka wukuf dimulai sekitar jam 17.00 WIB dan baru berakhir sekitar jam 22.00.

Arikel ini karena panjang, akan dibagi dalam beberapa artikel secara bersambung, sehingga tidak terlalu membosankan. Semoga ada manfaatnya, terutama bagi umat Islam, anggota Kompasianer yang belum sempat melaksanakan ibadah Rukun Islam ke-5 tersebut. Namun bagi saudara saya yang non Muslim, jug tidak ada maslah untuk membacanya. Tidak ada sesuatu yang menyinggung agama manapun. Amin.

Pengertian

Haji:

Ibadah Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan Tawaf, Sa'i, Wukuf di Arafah dan amalan lain seperti melempar Jumrah, dilaksankan pada waktu tertentu. Wukuf dilaksankan tanggal 9 Zulhijah. Taka ada Haji tanpa Wukuf di Arafah.

Umrah:

Ibadah Umrah, adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah), melakukan Tawaf, Sa'i dan bercukur dengan cara tertentu, dan dapat dilaksanakan setiap waktu.

Awalnya Ingin Naik Haji dengan Beternak Cacing Tanah

Secara logika, sebagai PNS dengan gaji yang hanya cukup untuk makan, rasanya tak akan mungkin saya dapat menunaikan ibadah Haji yang biayanya puluhan juta itu. Padahal aku tak punya penghasilan lain dengan enam orang tanggungan, istri dan lima anak. Belum lagi untuk biaya kuliah mereka, yang alhamdulillah sampai saat ini 15 November, empat sudah jadi Sarjana (S1) dan seorang masih kuliah di Fakultas Kedokteran di Universitas Taruma Negara (Untar). Namun, bila Allah menghendaki, tidak ada yang seorang-pun manusia yang dapat menghalangi, termasuk melaksankan ibadah Haji.

Saya sebetulnya sudah sejak lama ingin menjalankan ibadah Haji, terutama saat melihat para jamaah Haji berangakt ke Tanah Suci melalui siaran TV. Untuk itu pada tahun 2003, saya bersama teman-teman pernah beternak Cacing Tanah (Lumbricus), yang saat itu harga per kg basah (hidup) Rp.300.000 per kg. Padahal harga daging sapi saat itu hanya Rp. 30.000 per Kg. Artinya, untuk membeli 1 Kg daging sapi, cukup ditukar dengan 100 gram Cacing Tanah. Luar biasa mahal harga cacing saat itu. Saat itu ternak Cacing Tanah sedang booming doiIndonesia

Saat itu, saya bersama dua teman, beternak cacing dengan niat, apabila kami berhasil dalam beternak cacing itu, kami akan melaksanakan inadah Haji. Singkat cerita, ternak cacing itu gagal memberangkatkan kami pergi Haji, karena harga cacing turun drastis mencapai harga “normal, hanya sekitar Rp.10.000 per kg cacing hidup.

Oh ya, mungkin pembaca bingung, untuk apa sih cacing tanah itu?, Banyak sekali gunanya, antara lain untuk campuran pakan ternak dengan kandungan protein yang sangat tinngi, untuk pengobatan seperti Typhus (obat China), dan untuk mengatasi maslah sampah, yang menghasilkan pupuk organik kualitas tinggi.

Sekali lagi, peternakan cacing tanah itu gagal, tapi luar biasanya, kami bertiga dapat melaksankan ibadah haji pada tahun berikutnya, tahun 2004, dengan berbagai sumber biaya yang diatur dan ditentukan oleh Allah yang Maha Kuasaa dan Maha Bijaksana. Seorang teman, mendapat Undian dari tabungan Bank Mandiri, dapat hadiah undian mobil Mercy, yang dijual malah masih banyak sisanya. Teman yang seorang lagi, yang sebelumnya rajin membantu dan membina anak yatim, diberangkat oleh seorang dermawan yang jadi donatur Yayasan Yatim piatu tersebut..

Begitu juga saya, diberangkatkan oleh seorang dermawan lainnya. Alhamdulillah. Mungkin Allah mendengar doa kami dan mengabulkannya untuk pergi Haji, dengan cara tidak “mempermalukan” kami. Masalahnya, bila kami pergi Haji dengan uang hasil ternak cacing, kami akan dipanggil Haji “Cacing”, sebagaimana sebutan Haji Lele bagi pengusaha ikan Lele, atau Haji Abidin (atas biaya dinas), atau Haji Mansur (melaksanakan haji karena tanahnya digusur oleh Proyek Pemerintah).

Menghafal Ayat-ayat Al Qur’an tentang Haji

Sebelumnya, saya menghafal semua ayat-ayat Al Qur’an tentang Ibadah Haji, dan berdoa selalu krpada Allah, agar Allah dapat memberangkatkan saya Haji dengan cara yang halal, bagaimanapun caranya, terserah Allah. Ternyata Allah meng-ijabah, menjawab doa saya, dan saya bersama dua teman tersebut berangkat dengan Kelompok Terbang (Kloter) yang sama, karena sama-sama tinggal di Depok. Allahu Akbar.

Inilah sebagian ayat-ayat Al Qur’an tentang Ibadah Haji yang saya hafalkan:

Surat Al Baqarah (Sapi Betina)

Ayat 158

Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka, barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barangsiapa mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukiri kebaikan lagi Maha Mengetahui

Ayat 196

Dan sempurnkanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau sakit), maka sembelihlah korban yang mudah didapat, dan janganlah kamu mencukur rambutmu sebelum qurban sampai di tempat penyembelihan. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya, lalu ia bercukur maka wajib atasnya membayar fidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji di bulan haji, wajiblah dia menyembelih qurban yang mudah didapat. Tapi jika dia tidak mendapatkan binatang qurban atau tidak mampu, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari lagi apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada di sekitar Mesjidil Haram, bukan penduduk Mekah. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.

Ayat 197

Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang berakal

Ayat198

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah berangkat dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan berzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu, benar-benar termasuk orang-orang yangsesat

Ayat 199

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Ayat 200

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji-mu, maka berzikirlah dengan menyebut nama Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, bahkan berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia”, dan tiadalah baginya bagian yang menyenangkan di akhirat

Hadist-hadist Tentang Haji

1.Haji adalah Rukun Islam ke-Lima

Muhammad Rasulullah SAW bersabda: ”Islam itu ditegakkan atas lima dasar, yaitu Syahadat, Mendirikan shalat lima waktu, Membayar zakat, Menunaikan ibadah puasa wajib bulan Ramadhan, dan Mengerjakan haji ke Baitullah bagi yang mampu (sepakat ahli hadist)

2.Kewajiban Haji Sekali Seumur Hidup

Abu Hurairah radiallahu anhu (ra) mengatakan bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda: ”Hai manusia, Allah telah mewajibkan kepadamu ibadah haji, karena itu berhajilah kamu semu”. Seorang sahabat bertanya: ”Apakah setiap tahun ya Rasulullah?. Belaiu menjawab: ”Seandainya ku katakan ya, tentulah kamu wajib menunaikannya setiap tahun, niscaya engkau tidak akan sanggup melaksanakannya” (HR. Muslim)

3.Anjuran Segera Pergi Haji

Ibnu Abbas mengungkapkan bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda: ”Bersegeralah mengerjakan haji, karenna sesungguhnya seseorang tidak akan mengetahui apa yang terjadi padanya ( HR. Rachmad)

4.Ancaman Bagi Orang Kaya Yang Tak Pergi Haji

Muhammad Rasulullah SAW bersabda” Siapa yang memiliki bekal dan kendaraan, yang dapat membawanya ke Baitul Haram, tetapi tidak melaksanakan haji, maka ia akan mati seperti seorang Yahudi atau Nasrani (HR Tirmizi dan Baihaqi).

5.Haji Dengan Harta Halal

Abu Hurairah mengabarkan bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda: ”Jika seseorang menunaikan ibadah haji dengan harta yang halal, dan kakinya telah menginjak Tanah Haram, kemudian mengucapkan ’Labaik-allahumma labaik” (Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu, maka Allah menyerunya dari langit: ”Allah menerima dan menyambut kedatangnamu, dan dengan bekal kendaraan yang halal, kamu akan memperoleh haji mabrur dan diampuni dosamu.

Sebaliknya bila ia pergi dengan harta yang haram, lalu dilangkahkan kakinya pada Tanah Hraram, dan ia mengucapkan: ” ’Labaik-allahumma labaik (Ya Allah aku datang memenuhi panggilan.Mu), maka Allah akan menyeru kepadanya dari langit seraya berfirman: ”Tidak diterima kunjunganmu dan tidak berbahagia kedatanganmu, karena perbekalanmu dari harta haram, jauh dari pahala (Thabroni).

Allah Maha Menentukan Segala Sesuatu

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, bahwa, tahun 2004 saya menunaikan ibadah haji. Ibadah haji ini dibiayai oleh seorang dermawan, bukan uangku sendiri. Namun demikian hal itu tidak mengurangi nilai ibadah hajiku. Nilai ibadah bukan ditentukan dari mana asal dananya, tapi tergantung dari niatnya, tapi asalnya harus halal, bukan hasil korupsi, misalnya.

Dari manapun biayanya, itu pada hakekatnya datang dari Allah. Allah yang memerintahkan hati orang tersebut untuk membiayai saya naik haji, dan itu sebenarnya memang rezeki saya yang disampaikan melalui dia. Saya tidak pernah meminta kepada siapapun untuk membiayai saya menunaikan ibadah haji. Saya hanya meminta dan berdoa kepada Allah.. Kalau ada orang yang bersedia membiayai saya pergi haji, itu semata-mata karena kehendak Allah.

Allah Yang Maha Menentukan siapapun yang ”Diundang-Nya” ke Rumsh-Nya,-Baitullah. Ada yang diberi-Nya rezeki berupa uang, ada yang diberangkatkan melalui dinas seperti TKHI, ada yang diberangkatkan melalui tanah yang digusur, ada yang diberangkatkan karena hadiah dari kantor atau perusahaan, dlsb. Itu semuanya adalah rezeki dari Allah.

Labaik. AllahummalLabaik. Labaik k la syarika labaik. Innal khamda, wani’mata Laka wal Mulk. Laa sayrikaLak. (Aku datang memenuhi panggilan-mu Ya Allah. Aku datang memnuhi panggilan-MU. Tiada sekutu bagi-Mu).

Berangkat Langsung ke Madinah

Karena rombongan kami termasuk jamaah gelombang pertama, dimana waktu wukuf masih lama. lebih dari tiga minggu kemudian, maka kami ke Kota Madinah dulu untuk Shalat Arbain, Tetapi bagi jamaah yang termasuk gelombang kedua, dimana waktu wukuf sudah dekat, maka jamaah langsung ke Kota Mekah, untuk melaksanakan Umroh dan Haji, kemudian baru ke Madinah untuk shalat Arbain.

Kami naik pesawat Saudi Arabia Airlines. Masuk Asrama Haji tanggal 31 desember 2003 dan take of keesokan harinya tanggal 1 Januari 2004, langsung menuju Madinah. Kebetulan, karena Depok termasuk jemaah Haji Jawa Barat, maka kami diberangkatkan dengan Saudi Airlines, dan langsung mendarat di Madinah Airp[ort.

Sedangkan jemaah Jakarta, diangkut dengan Pesawat Garuda, yang mendarat di Jedah. Ada keuntungan sendiri kami mendarat di Madinah karena bisa langsung ke tempat pemondokan di Madinah untuk melaksankan shalat Arbain (empat puluh waktu) atau delapan hari. Bagi yang mendarat di Jedah, yang cukup jauh, harus naik bis cukup lama untuk sampai ke Madinah.

Tiba di Kota Madinah

Begitu mendarat di Airport Madinah, airmata saya sudah bercucuran. Begitu turun dari pesawat saya langsung sujud syukur di landasan bandara. Setelah pemeriksaan dokumen oleh petugas Imigrasi Arab Saudi, kami langsung naik bus yang telah disediakan, langsung menuju pemondokan. Beberapa jam kemudian kami sudah tiba di apartemen tempat kami tinggal selama 8 hari untuk melaksanakan shalat Arbain, yaitu 40 kali shalat fardhu tanpa terputus secara berjamaah di Mesjid Nabawi.

Labaik Allahumma labaik. .Setelah pemeriksaan dokumen oleh petugas Imigrasi Arab Saudi, kami langsung naik bus yang telah disediakan, langsung menuju pemondokan di Madinah. Beberapa jam kemudian kami sudah tiba di apartemen tempat kami tinggal selama 8 hari untuk melaksanakan shalat Arbain, yaitu 40 kali shalat fardhu tanpa terputus secara berjamaah di Mesjid Nabawi.

Kota Madinah Al Munawaroh adalah sebuah kota yang terletak sekitar 500 Km dariKota Mekah. Kota inilah tempat Nabi dan para sahabat berhijrah setelah dikejar-kejar dan mau dibunuh oleh kaum kafir Qurais Mekah. Di Kota ini berdiri Mesjid Nabawi yang sangat luas, indahdan megah, dimana terdapat makam Rasulullah SAW di dalamnya. Bagi jemaah ”gelombang pertama” yang menggunakan pesawat Arab Saudi seperti Jawa Barat, para Jemaah langsung mendarat di Kota ini. Kota Medinah tempraturnya lebih sejuk dibanding dengan di Kota Mekah, apalagi di musim dingin. Kota Medinah ini lebih subur daripada Kota Mekah, dan merupakan daerah pertanian.

Shalat Sunnah Arbain di Mesjid Nabawi

Karena kami merupakan Rombongan Haji Kelompok I, dari Jakarta kami ke Medinah dulu untuk shalat Arbain.. Beberapa jam setelah tiba di Airport, kami diangkut dengan bus yang telah dsiapkan dan tiba di apartemen tempat kami menginap selama 8 hari untuk melaksanakan shalat Arbain, yaitu 40 waktu shalat fardhu tanpa terputus secara berjamaah di Mesjid Nabawi.

Mesjid Nabawi begitu besar, indah dan megah. Semua jamaah pasti akan kagum melihat mesjid Nabawi ini. Adabeberapa buah menara yang menjulang tinggi. Ada sekat khusus, sehinggaantara jamaah pria dan wanita, tidak akan pernah bertemu di dalam mesjid itu. Di dalam mesjid, interiornya sangat indah, hampir semua berwarna kuning emas. Demikian indahnya, aku sangat betah tinggal berlama-lama di dalam mesjid. Aku keluar mesjid hanya apabila batal wudhu, setelah wudhu masuk ke mesjid lagi, lalu shalat atau berzikir kembali.

Di dalam Mesjid Nabawi ini terletak makam Rasulullah sallallu ’ailihi wasallam yang mulia. Namun karena makam beliau terletak di dalam suatu bangunan, kita tidak bisa melihatnya sama sekali. Dalam mesjid yang luas dan modern ini, masih ada bangunan asli dan mimbar Rasulullah sallallu ’ailihi wasallam.

Makam Nabi Muhammad Rasulullah SAW

Makam Rasulullah dulu di luar Mesjid Nabawi tetapi karena perluasan mesjid, maka makam Rasulullah saat ini ada di dalam mesjid. Oleh karena umat Islam tidak boleh shalat di kuburan, maka makam Rasulullah diletakkan dalam suatu bangunan, dan jamaah tidak ada dan tak boleh masuk ke sana. Mengintip saja ke dalam tak bisa.

Di dekat makam Rasulullah sallallu ’ailihi wasallam ada tempat yang mustajab untuk berdoa, yaitu Raudoh. Setiap jamaah Haji berusaha untuk shalat dan berdo’a di sana.

Tetapi sayang Mesjid Nabawi ini tidak terbuka selama 24 jam seperti Mesjidil Haram. Mesjid ini hanya dibuka menjelang subuh sampai ba’da shalat Isya, sekitar jam 21.00 malam. Entah kalau bulan Ramadhan, mungkin dibuka selama 24 jam. Insya-Allah suatu waktu saya bisa menunaikan Umroh pada bulan Ramadhan sehingga dapat membuktikannya.

(To be continued, please wait)

Arikel di-posting saat jamaah haji sedang melaksankan Wukuf di Arafahsebagai Puncak Ibadah Haji tanggal 9 Zulhijah, yang bertepatan dengan Senin, 15 November 2010.

Depok, 15 November 2010

Bakaruddin Is

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun