Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Kronis

3 Mei 2014   03:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 15 0
Jika kita perhatikan, dari masa ke masa kualitas seorang remaja semakin lama semakin menurun. Penurunan kwalitas dalam segala aspek kehidupan. Dalam berakhlaq yg baik, jarang sekali kita temukan remaja disekitar kita yang memiliki akhlaq karimah. Yang ada kita (remaja) biasanya nyolot kalau dibilangin, ngebantah kalau diperintah, juga tidak pernah mendengarkan terguran dan nasehat dengan baik, malah dengan santai dan alay-nya bilang “Terus masalah buat lo.” Padahal Rosulullah sholallahu alaihi wassalam dikenal dengan akhlaqnya yang mulia sejak dia masih remaja, sehingga dia di juluki oleh kaumnya sebagai al amiin (orang yg terpercaya).

Dalam memilih antara hal baik dan buruk. Coba kita liat jamaah pengajian dimesjid yang mengkaji Al Qur’an dan jamaah konser yang di bimbing oleh ‘ustadz-ustadz’ (red. Baca: penyanyi) kondang bergitar papan atas, kira-kira banyakan mana jamaahnya? Walaupun pengajian itu gratis, dapat snack dan pulangnya dibawain oleh-oleh, tetep saja kalah dengan ‘pengajian’ konser yang bejubel, panas, udah gitu bayar lagi. Lain dengan sahabat Ali bin Abi Tholib yang berani memilih islam dan meninggalkan berhala tanpa minta izin dari bapaknya yaitu Abu Tholib, sedang sahabat Ali pada saat itu adalah seorang anak kecil, namun beliau mampu memilih hal baik dan meninggalkan yg buruk.

Dalam hal kepemimpinan dan keberanian. Tidak lebih dari 20 tahun usianya, Usamah bin Zaid ditunjuk Rasulullah sebagai panglima perang. Dan diantara pasukannnya adalah Abu Bakar As Shiddiq dan Umar bin Al Khattab. Namun sebelum pasukan ini di berangkatkan, Rasulullah wafat dan meninggalkan pesan supaya pasukan yg dipimpin oleh Usamah ini tetap di berangkatkan. Maka abu bakar yg menjadi khalifah yang menggantikan kepimpinan setelah wafatnya Rasulullah menjalankan wasiat beliau shalallahu alaihi wassalam. Dan di bawah kepemimpinan panglima perang yang masih belia ini, kaum muslimin masuk menyerang perbatas Syiria dan mampu menyiutkan nyali Romawi pada saat itu. Nah, adakah remaja modern yang gak ketinggalan zaman ‘katanya’, memiliki jiwa pemimpin dan berani seperti Usamah bin Zaid? Dan masih banyak aspek lain yang pemuda masakini jauh ketinggalan di banding pemuda masa lampau dalam banyak hal. Dalam hal kefasihan dalam berbicara misalnya, keilmuan, kecerdasan dan kesholihan.

Sobat syabab, ditangah zaman modern ini, banyak hal yang membuat kita semakin terlena. Ditengah zaman yang serba pencet ini, kadang membuat kita semakin malas karena semuanya serba instan dan mudah. Dan di zaman yang sudah tua ini, kita juga lupa untuk mempersiapkan bekal menuju kehidupan yg kekal, yakni keidupan setelah musnahnya segala kemoderenan dunia.
Sobat syabab, mari kita renungkan sejenak kenapa kwalitas remaja masakini jauh dibawah remaja masa lampau? Padahal remaja masakini dan masa lampau juga menjalani fase kehidupan yang sama. Mereka makan kita juga makan, bahkan makanan kita rasanya lebih enak dari pada makanan mereka. Mereka belajar kita juga belajar, tapi kenapa hasilnya berbeda?
Sobat syabab, coba kita berfikir sejenak, mungkin ada penyakit-penyakit yg mulai masuk kedalam diri kita atau mungkin kita sudah terinfeksi dengan penyakit-penyakit ini, sehingga tidak mampu mengoptimalkan potensi yg di anugrahkan Allah bagi kita. Coba kita kenali penyakit-penyakit berikut :

:: Galau ::
Ini merupakan penyakit kronis remaja saat ini. Gak Cuma kronis tapi juga menular. Coba kita bayangin, karena hal sepele berantem sama pacar (padahal pacaran dalam islam kan gak boleh), seorang cowok yg harusnya punya sikap gagah berani tiba-tiba jadi pendiam, murung, gak doyan makan tapi suka ngemil, duduk di atas genteng dengan tatapan kosong, bikin bingung orang tua, giliran ditanya ‘kamu kenapa nak?’ jawabnya singkat ‘gue lagi galau’. Si cewek juga gak kalah heboh, di pojokan sekolah nangis, pulang kerumah di pojokan kamar semakin histeris. Seminggu lewat nangisnya juga gak berhenti. Lebih parahnya lagi penyakit ini bisa nular ke orang lain. Coba deh kalau ada orang nangis histeris seperti kasus diatas, pasti kan temennya ikut-ikutan nangis, giliran ditanya ‘kenapa lo nangis, kan yg sedih gue?’ jawabnya singkat ‘gue juga ngerasain apa yg lo rasa’. Gubraakk!!
Shobat, marilah bersikap sedikit dewasa. Jangan terlalu larut memikirkan hal-hal yg tidak perlu, karena hal seperti ini dapat menghabiskan waktu dan membuang tenaga. Ingat!! waktu yg kita punya itu pendek. Jangan kita perpendek dengan kesedihan yang berlarut.

:: Killing time ::
Manjadi seorang pembunuh juga merupakan sebuah penyakit. Bukan membunuh nyamuk atau lalat, tapi membunuh waktu. Pada bulletin yg dahulu, pembahasan ini sudah kita bahas panjang lebar. Hanya sekedar mengingatkan, bahwa ngelamun panjang, siang malam kerjaanya tidur, dan hal semisal dapat menjadikan kita sebagai pembunuh waktu. Ingat!! Waktu kita itu pendek, jangan kita perpendek dengan membunuhnya.

:: Unseriously ::
Keseriusan atau kesungguhan adalah salah satu sarat dalam kita mendapatkan sesuatu. Dalam belajar atau menuntut ilmu, Imam Syafi’i mencantumkan kesungguhan sebagai salah satu dari enam syarat yg beliau sebutkan. Tapi seringnya kita kurang serius dalam banyak hal. Sekolah misalnya, bolos merupakan menu harian. Sekolah gak sibuk belajar malah sibuk ngegebet anak orang, dsb. Atau yang udah kerja, kadang berangkat saja males. Ngerjain kerjaan juga setengah hati dan hasil kerjanyapun buat belanja yang gak jelas. Akhirnya kerjaan berantakan, gaji naik juga enggak apalagi jadi orang kepercaan, its impossible. Yang ada karena tidak adanya keseriusan, kerjaan jadi berantakan. Maka dari itu, keseriusan merupakan salah satu hal penting untuk mencapai apa yang kita inginkan, juga sebaliknya unseriously akan membawa kita pada kegagalan dan kehancuran.

:: Salah menyalurkan hobi ::
Hobi merupakan suatu kesenangan bagi masing-masing orang, refresh dari kepanatan, atau sekedar menghilangkan jenuh. Namun salah menyalurkan hobi juga bahaya, larut dalam kesenangan hingga lupa dengan kewajiban-kewajibannya. Jangan sampai kita yg hobi memancing manghabiskan waktunya hanya untuk mincing, hingga lupa dengan sekolah dan ibadahnya. Atau yg hobi baca buku, hobi membaca ini baik jika yg dibaca juga baik. Namun jika yang dibaca adalah komic atau bacaan-bacaan yang tidak layak untuk dibaca, bukannya menambah pengetauan malah akan mematikan otak dan merusak kepribadian diri kita. Atau juga salah dalam memilih hobi, hobi main game online, hobi tidur, hobi nonton, dan masih banyak hobi-hobi lainnya yag tidak bermanfaat justru akan mematikan daya kreativitas remaja.

:: Suka dengan hal yg tidak bermanfaat ::
Hangout, nongkrong, shoping ke mall tapi gak belanja, kecanduan nongkrong di jejaring sosial, dan seabreg kegiatan-kegiatan kurang bermanfaat yang hanya sekedar bersenang-senang saja. Shobat syabab, masa muda ini adalah masa emas. Belajar, tinggal belajar tanpa kita harus mikir biaya karena orang tua kita yang menanggung semua. Potensi tinggal dikembangkan karena orang tua dan yang lainnya pasti akan mendukung selama itu positif. Dan jangan sampai kita menyesal, begitu hilang masa emas ini dari diri kita. Ketika senja menyapa masa mudapun telah tiada. Pada saat itu tidak ada hal unik (baca : baik) yang bisa kita banggakan. Tak bisa juga berbagi pengalaman berharga kepada generasi setelah kita. Kalau sekarang kita habiskan waktu kita untuk sekedar nongkrong sama temen-temen gak jelas tujuannya, masak pas tua nanti kita mau nyeritain zaman kita nongkrong dulu ke anak-anak kita. Atau mau nulis buku yang berjudul “Tips nongkong unik dan asyik” manteb tuh, #ups jangan deh itu malah memperparah penyakit yg udah #KRONIS.. hehhe 

Shobat syabab, diatas adalah beberapa penyakit yang akan mematikan potensi kita sebagai generasi muda. Dan masih banyak virus-virus penyakit yang biasa kita lakukan semisal dengan yang telah disebut diatas. Nah untuk mengobati penyakit tersebut ada bebepa terapi yang harus kita jalani, diantaranya : (1) Sadari kelebihan dan kekurangan diri kita; (2) Memanfaatkan waktu sebaik mungkin; (3) Melakukan hal-hal yang bermanfaat; (4) Jangan pernah berhenti mencari ilmu; (5) Melejitkan potensi dan yakin atas kemampuan yang kita miliki; dan yang paling penting (6) Selalu memohon petunjuk kepada allah.

Semoga kita semua termasuk pemuda yang senantiasa memperbaiki diri dan menjadi generasi yang tidak tertinggal jauh dari generasi terbaik yang telah mendahului kita mengukir kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ di 1/3 belahan dunia. Aamiiin..

Wallahu A’lam | Jameel

*BasyMagz Februari 2014 | Ed. 31/Vol.VIII/14

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun