Nowela sudah diprediksi menjadi pemenang Indonesian Idol 2014 semenjak dirinya dikenal publik. Nowela seakan menyuguhkan penampilan tanpa cacat di mata juri dan penggemarnya. Tetapi Nowela memiliki kekurangan yang barangkali akan membuatnya menjadi deretan alumni Indonesian Idol yang namanya tak pernah terdengar lagi. Nowela sangat mampu menarik pendengar melalui teknik bernyanyi kelas satu, tetapi bagi saya, Nowela belum mampu membuat saya rindu untuk melihat penampilannya setelah pertama di salah satu lagu.
Mercy – Nowela
Semalam, entah apa yang dipikirkan panitia pelaksana dengan memilihkan lagu Mercy – Duffy kepada Nowela. Lagu ini pernah dinyanyikan oleh Fatin di X Factor Indonesia dengan rasa yang luar biasa. Nowela tentu tidak salah dalam hal ini, tetapi rasa lagunya yang enjoy dan ringan jadi sangat berat dan tertekan batin mendengar lirik demi lirik keluar dari Nowela. Nowela menciptakan cita rasa bernyanyi dengan teknik yang luar biasa mumpuni, bahkan Fatin pun tidak akan mampu menyainginya. Soal rasa Nowela jauh tertinggi, tidak di atas maupun pertengahan dari Fatin.
Lagu Mercy memang mempunyai arti sebuah kemenangan, Nowela menyanyikannya dengan gaya yang benar-benar kurang jadi pemenang. Mercy lahir jadi sebuah lagu biasa tanpa bawaan yang menarik sama sekali. Di lagu original, Duffy menyelipkan sedikit rap sehingga lagu ini benar-benar bagus. Nowela seperti tidak mau membuat kesalahan sehingga tidak melakukan hal ini, Nowela bermain aman di arena pop yang akan menjadikannya diva – barangkali.
Nowela mengajarkan satu hal menarik, penyanyi tidak tentu benar-benar harus memiliki kemampuan di atas rata-rata jika tidak bisa menciptakan rasa. Banyak penyanyi seperti Nowela di Indonesia bahkan dunia, jika ingin sukses paling tidak ciptakan sensasi atau pintar-pintar managemen membentuk fans maupun antifans. Jika diam saja, tinggal bergabung bersama alumni Indonesian Idol lainnya di kubu sunyi sepi siang dan malam.
Mercy – Fatin
Nama Fatin sudah melambung entah di langit mana setelah satu tahun berakhirnya X Factor Indonesia. Bisa dikatakan, Fatin merupakan satu-satunya jebolan ajang pencarian bakat di Indonesia paling bersinar, tenar, banyak tawaran, banyak prestasi, dan tentu saja penjualan album yang membludak. Hal ini karena peran fans (fatinistik) yang setia berbondong-bondong membela Fatin di mana pun berkarya.
Fatin menyanyikan Mercy dengan aroma yang belum bisa tertandingi di ranah musik Indonesia. Rasa lagu yang dilahirkan Fatin dalam menyanyikan Mercy dengan kemampuan pas-pasan, seperti kebanyakan kata pengamat musik, tidak membuat lagu ini jelek. Fatin membawakan Mercy dengan cara yang tidak bisa dianggap remeh. Kekhasan suara mampu membuat teknik bernyanyi datang dengan sendirinya. Fatin berani mengekspore lagu Mercy ke jenjang yang lebih tinggi dibandingkan Nowela yang bermain aman-aman saja. Fatin berani mengambi bagian rap sehingga lagu ini pun terkesan semakin elit ditambah kesan centil tanpa embel-embel teriak-teriak sehingga kita sebagai pendengar ikut terbeban.
Beginilah cita rasa yang semestinya dihadirkan oleh penyanyi Indonesia, dengan berlimpahnya fatinistik, tertulis maupun tidak, terdata maupun tidak, Fatin telah menjelma satu-satu penyanyi perempuan Indonesia alumni ajang pencarian bakat paling terkenal sampai sejauh ini.
Mercy – Girls Generation
Lagu Mercy memiliki tempat yang istimewa di hati penikmat musik, tidak hanya Indonesia, Korea Selatan melalui Girls Generation meremake ulang lagu Mercy dengan judul Dancing Queen. Bagaimana rasanya? Tentu saja tidak bisa kita anggap sebelah mata. Sifat centil dan manja kesembilan gadis bentukan SM. Entertaiment ini mampu menyita perhatian dunia. Lagu berbahasa Inggris digubah menjadi bahasa Hangul tentu semakin menarik.
Girls Generation memiliki fans yang begitu banyak di seluruh dunia. Mereka satu-satunya girlband Korea Selatan paling sukses hingga sekarang ini. Dancing Queen hadir dengan rasa ringan, manja, dan tidak teriak-teriak selayaknya Nowela. Tidak bisa dipungkiri, jika ada yang meragukan sembilan gadis ini, Anda tentu tidak akan menutup mata melihat kemampuan Taeyoen, Jessica, Seohyun maupun Tiffani. Dancing Queen (Mercy) versi Girls Generation lebih hidup bukan karena goyangan sembilan gadis ini, mereka mampu menyeimbangkang antara nada tinggi, rendah bahkan bisa ngerap walaupun di lagu-lagu lain mereka sudah sering melakukannya. Kemampuan rap girlband ini di lagu ini dilakukan oleh Tiffani, walaupun Yoona, Yuri, Hyeyeon sudah bisa melakukan hal yang sama.
Empat personal utama Girls Generation seperti tersebut di atas, tentu memiliki teknik bernyanyi tidak kalah dengan Nowela. Sang leader, Taeyoen, misalnya kerap kali mengisi soundtrack drama bahkan ikut terlibat live seorang diri tanpa diragukan kemampuannya. Satu lagi tanda bahwa bernyanyi tidak hanya bermain di teknik semata, tetapi mampu menciptakan rasa sehingga masyarakat mengenalnya.
Mercy – Duffy
Sudah tidak diragukan lagi versi original lagu ini. Duffy menyanyikan lagu Mercy di tahun 2008 dengan caranya bernyanyi. Perempuan berusia 29 tahun ini mendapatkan banyak penghargaan karena lagu ini.
Duffy memiliki rasa yang enak untuk lagu ini, membawakan lagu ini dengan lembut walaupun dengan teknik mumpuni. Pembawaan Duffy dengan suara powerfull tidak membuat lagu ini menjadi melengking ke taraf tertinggi, menampakkan teknik bernyanyi luar biasa. Duffi mampu menciptakan suasana bahagia dan penuh kemenangan di lagu ini. Rasa inilah yang semestinya di bangun sebelum benar-benar melagukan sebuah lirik.
Seorang penyanyi memiliki cara khusus dalam bernyanyi, Nowela punya teknik adalah kelebihannya, Fatin punya rasa adalah kelebihannya, Girls Generation saling melengkapi adalah kelebihan mereka, Duffy mengintepretasikan lagu ini menjadi benar-benar menarik semenjak awal. Rasanya, Sone akan membela idola mereka, Fatinistik akan membela idolanya, Duffy akan dibela oleh penggemarnya yang saya tidak tahu sebutannya. Untuk Nowela, barangkali penggemarnya belum seperti kelompok militan Fatinistik maupun Sone, selayaknya menyuguhkan sesuatu yang menarik jika masih ingin dilihat masyarakat Indonesia.
Fatin maupun Girls Generation sama-sama memiliki Fatinistik dan Sone yang kuat sekali. Mengundang keduanya di suatu acara tentu saja televisi tersebut akan kebanjiran iklan dan rating meningkat. Penyanyi yang belum memiliki fans fanatik tentu pihak penyelenggara acara pikir dua kali sebelum mengeluarkan uang banyak. Kita bisa lihat, Indnesian Idol 2014 bahkan sangat jauh dari harapan, berkali-kali kalah saing dari acara dangdut televisi lain.
Ini pemikiran saya, mungkin Anda berbeda!
Untuk melihat perbandingan videonya bisa ke blog saya di http://bairuindra.blogspot.com/2014/05/mercy-nowela-tidak-greget.html