Surah Al-Alaq: Landasan Spiritualitas untuk Mencari Ilmu
Surah Al-Alaq, khususnya ayat pertama, adalah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW dan menekankan pentingnya mencari ilmu:
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-Alaq: 1).
Ayat ini memerintahkan umat Islam untuk membaca, yang berarti tidak hanya membaca dalam pengertian tekstual, tetapi juga merenungi dan mempelajari ciptaan Allah, termasuk alam semesta dan sumber-sumber daya yang ada di dalamnya. Hal ini memberikan motivasi spiritual untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara bijak demi kesejahteraan manusia dan sebagai wujud penghambaan kepada Allah SWT.
Membuat Latar Belakang Masalah dalam Proyek IPAS tentang Sumber Energi
Dalam pembelajaran proyek IPAS, langkah awal yang krusial adalah menyusun latar belakang masalah yang kuat dan relevan. Latar belakang masalah menjelaskan alasan di balik pentingnya masalah yang dipilih, dasar pengamatan, dan justifikasi ilmiah maupun sosial. Ketika dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman, latar belakang masalah bisa diperkuat dengan memahami bahwa penelitian ilmiah adalah bagian dari usaha memahami dan memanfaatkan ciptaan Allah untuk kemaslahatan umat.
1. Mengidentifikasi Masalah Energi Berdasarkan Pengamatan Lingkungan
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah terkait sumber energi yang ada di lingkungan sekitar. Sumber energi merupakan isu global, mulai dari krisis energi hingga pemanfaatan energi terbarukan. Dalam pendekatan keislaman, siswa dapat diminta untuk mengamati penggunaan sumber energi di sekitar mereka dan merenungkan bagaimana sumber daya ini dikelola serta dampaknya terhadap lingkungan.
Dengan mengaitkan ini pada Surah Al-Alaq, siswa diajak untuk memahami bahwa pencarian solusi atas masalah energi adalah bagian dari perintah Allah untuk "membaca" atau memahami fenomena alam dan memanfaatkannya dengan bijaksana. Misalnya, siswa dapat menyusun latar belakang seperti berikut:
"Melalui Surah Al-Alaq, Allah SWT memerintahkan kita untuk mempelajari alam dan segala sumber daya-Nya. Dalam pengamatan kami, penggunaan sumber energi fosil yang meluas di sekitar kami telah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, termasuk polusi udara dan pemanasan global. Oleh karena itu, kami merasa penting untuk meneliti dan menemukan solusi alternatif, seperti pemanfaatan energi terbarukan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang tidak ramah lingkungan."
2. Merumuskan Permasalahan tentang Energi Terbarukan
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah penelitian yang fokus pada energi terbarukan atau alternatif. Dalam hal ini, siswa bisa mengaitkan pentingnya pengembangan energi terbarukan dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi yang bertugas menjaga keberlanjutan alam.
Contoh perumusan masalah dengan pendekatan keislaman:
"Di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi global, sumber energi fosil yang selama ini digunakan semakin menipis dan merusak lingkungan. Sebagai umat Islam yang bertanggung jawab menjaga bumi, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi penggunaan energi matahari sebagai alternatif ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi dampak buruk terhadap alam serta menjaga keseimbangan ekosistem."
3. Menyusun Latar Belakang Masalah Berdasarkan Data dan Fakta
Latar belakang masalah yang baik harus didukung oleh data dan fakta yang relevan. Misalnya, siswa bisa menyertakan statistik tentang penggunaan energi fosil dan dampaknya terhadap lingkungan, serta potensi energi terbarukan seperti energi matahari, angin, atau air. Dalam Islam, pengumpulan data ini juga dianggap sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan dengan niat yang tulus untuk memberikan manfaat bagi umat manusia.
Contoh penggunaan data dalam latar belakang masalah:
"Menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi energi fosil meningkat sebesar 5% setiap tahun, yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca sebesar 3,2%. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi energi matahari yang melimpah, dengan rata-rata intensitas sinar matahari sebesar 4,8 kWh/m/hari. Dalam rangka memanfaatkan potensi tersebut dan melaksanakan amanah Allah untuk menjaga kelestarian bumi, penelitian ini akan fokus pada penerapan panel surya di lingkungan sekolah sebagai solusi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan."
4. Menghubungkan Solusi Energi Terbarukan dengan Tanggung Jawab Sosial dan Keislaman
Bagian terakhir dari latar belakang masalah dapat menekankan bagaimana solusi yang diusulkan, seperti pemanfaatan energi terbarukan, bisa memberikan dampak positif tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan sosial. Dalam Islam, membantu sesama dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar adalah bagian dari perbuatan yang diridhai Allah. Siswa dapat menutup latar belakang masalah dengan menyoroti dampak sosial dari solusi yang diusulkan.
Contoh penutup latar belakang:
"Dengan menerapkan teknologi panel surya, kami berharap dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi polusi di lingkungan sekitar. Selain itu, proyek ini juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat tentang pentingnya beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Sebagai umat Islam, hal ini sejalan dengan ajaran Allah untuk menjaga bumi dan memberikan manfaat bagi orang lain, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Hadis."
Kesimpulan
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dari Surah Al-Alaq ke dalam pembelajaran proyek IPAS, khususnya dalam pembuatan latar belakang masalah yang terkait dengan sumber energi, siswa dapat merasakan bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya tentang mengembangkan pemahaman ilmiah, tetapi juga sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab spiritual. Surah Al-Alaq mengajarkan pentingnya membaca dan memahami ciptaan Allah, termasuk dalam hal memanfaatkan sumber energi secara bijak dan berkelanjutan.