Di desa Plunturan sendiri, kesenian Gajah-gajahan rutin diadakan sebulan sekali di sana. Menurut
Mbah Ghani, salah satu sesepuh budayawan desa, kesenian Gajah-gajahan selalu ikut ditampilkan bersama kesenian Reog. Di Plunturan, dua kesenian ini saling mendukung satu sama lain dalam upaya pelestariannya. Masyarakat sangat antusias terhadap dua kesenian ini. Bahkan, tidak sedikit masyarakat dari luar desa yang ingin ikut melihat dua kesenian ini ditampilkan di desa Plunturan.
KEMBALI KE ARTIKEL