Aku yakin, takkan ada seorangpun yang bisa menyajikan cappucino seenak dirimu.
Apakah kau sudah bergegas berangkat kerja? Jangan lupa sarapan dulu! Apakah disana ada seseorang yang menyiapkan sarapan untukmu? Di sini, aku sedang bercappucino dengan setangkup roti tawar gandung isi selai nanas kesukaanmu. Bodohnya, aku mempersiapkan dua tangkup, aku lupa kalau kau tak ada lagi disini. Namun terlanjur kusiapkan dan kubiarkan terhidang di meja teras, di tempat biasa kau menunggu matahari terbit bersamaku.
Apakah kau yakin tidak lupa membawa sesuatu? Malam hari menjelang tidur, biasanya kau memberitahuku apa saja yang ingin kau bawa ke kantor esok hari. Aku akan mempersiapkannya dengan hati-hati, sesekali aku harus dengan sabar menunggumu mengingat sesuatu. Kau memang pengingat yang payah! Tapi aku suka bagian saat kau memelukku dan dengan lembut berbisik di telingaku," Terima kasih sayang, tanpamu pasti hidupku berantakan."
Apakah kau sudah mengenakan syal dan baju hangatmu? Kau paling bandel bila kuminta memakainya, kau selalu merasa kuat dan sehat-sehat saja. Padahal, kau adalah orang yang bermusuhan dengan angin. Pernah kau bertanya padaku, kenapa ada angin diciptakan? Dan aku menjawab, bila tak ada angin, maka takkan ada aku. Aku disisimu untuk membuatmu belajar tentang angin dan mencoba bersahabat dengannya. Lalu bibirmu akan melengkungkan senyum, dan sebuah kata manis keluar dari bibirmu,"Gombal!"
Apakah kau masih mengenangku? Aku disini masih dan selalu...