Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosok

Runtuhnya Citra Gemoy Prabowo, 2 Kali Debat 2 Kali Misuh

12 Januari 2024   23:01 Diperbarui: 21 Januari 2024   12:47 224 6
Runtuhnya Citra Gemoy Prabowo, 2 Kali Debat 2 Kali Misuh

Citra gemoy atau imut nan lucu adalah salah satu atribut yang sering disematkan kepada calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto. Namun, citra tersebut perlahan tampaknya mulai runtuh pasca dua kali debat capres.

Saat debat capres ke-1 dan ke-2 Prabowo, jika dibandingkan dengan capres lainnya memang terlihat kerap terbawa emosi. Bahkan pasca debat ke-1 dan ke-2 Prabowo kedapatan dua kali melontarkan kata-kata kontroversial, "nd*smu etik"dan "g*bl*k".

Pertama: Nd*smu Etik

Kata kontroversial pertama yang dilontarkan Prabowo terjadi pasca debat capres ke-1, tanggal 15 Desember 2023 di acara internal partai Gerindra. Peristiwa itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

Dalam video itu, Prabowo terlihat berdiri di podium berlogo Partai Gerindra. "Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik," kata Prabowo. "Ndasmu etik (etik kepalamu)," sambung Prabowo, disambut teriakan dan tepuk tangan kader Gerindra. (Dikutip dari kompas.com)

Kedua: G*bl*k

Kata kontroversial kedua yang diucapkan Prabowo terjadi pasca debat capres ke-2, tanggal 9 Januari 2024 di acara konsolidasi relawan se-Provinsi Riau. Prabowo mengungkit pernyataan salah satu capres lain yang menyinggung kepemilikan lahannya yang dibahas dalam debat.

“Saudara-saudara, ada pula yang nyinggung-nyinggung, (saya) punya tanah berapa. Dia pintar atau g*bl*k sih?” kata Prabowo dalam sambutan pada acara konsolidasi relawan se-Provinsi Riau di Gelanggang Olahraga (GOR) Remaja, Pekanbaru, Selasa (9/1/2024). (Dikutip dari kompas.com)

Secara eksplisit Prabowo memang tidak menyebutkan nama atau siapa yang dimaksud pada kata "nd*smu etik" dan kata "g*bl*k" tersebut. Namun, konteks kata bernuansa misuh-misuh ini dinilai merujuk ke salah satu capres. Peristiwa ini pun akhirnya memicu beragam reaksi dan komentar berbagai pihak.

Respons Bawaslu dan Koalisi

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pun turut merespons peristiwa ini. Bawaslu mengatakan bahwa umpatan yang dilontarkan Prabowo bisa saja masuk pidana.

"Tentang menghina ya? Bisa dijerat (Pasal 280 UU Pemilu)," kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, ditemui di kantor Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (10/1/2024). (Dikutip dari kompas.com)

Meskipun demikian, Bagja mengaku belum menerima temuan dugaan pelanggaran dari hasil pengawasan panitia pengawas pemilu (panwaslu) di tempat Prabowo berpidato dan melontarkan hinaan itu.
Bawaslu berjanji bakal memeriksa kasus ini seandainya ada laporan masuk. Menurutnya, ahli bahasa akan dimintai pendapatnya untuk menilai hinaan Menteri Pertahanan itu.

"Ya, jika ada laporan, kan. Panwas lapangan belum ada laporan ke kami," ujar Bagja. (Dikutip dari kompas.com)

Koalisi Indonesia Adil Makmur (Paslon no.2) tentu harus segera mengevaluasi semua peristiwa ini. Karena memang, kata-kata yang diduga umpatan ini tampaknya kurang pantas dilontarkan oleh calon pemimpin publik, lebih lagi pemimpin sekelas presiden.

Jangan sampai kesan "sukar mengatur emosi" malah makin melekat di diri Prabowo. Citra gemoy yang selama ini digaungkan pun jangan sampai bertransformasi menjadi gemoysian atau gemoy (imut) tapi emosian.

Harapan Rakyat Indonesia

Semoga rakyat Indonesia bisa memilih dan mendapatkan pemimpin negeri yang pantas. Pemimpin yang tidak hanya gemoy, tapi juga bijak, santun, dan berwibawa. Pemimpin yang tidak hanya berani, tapi juga adil, jujur, dan bertanggung jawab. Pemimpin yang tidak hanya mengkritik, tapi juga memberikan solusi. Pemimpin yang bisa menghormati, mengayomi, dan menginspirasi.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun