Tukang Sampah | Setiap pagi, senin hingga sabtu, ia selalu datang. Datang dengan kendaraan khusus nan bersuara unik, membangunkan saya dari mimpi yang kadang indah, kadang terlupakan. Plastik sampah yang sudah digantung di dekat rumah masing-masing, diambil dan diurus ke tempat seharusnya. Setiap saya mendengar suara knalpot kendaraan khususnya, yang selalu kusebut gerobak eletrik, saya pasti senyum-senyum sendiri. Penulis membayangkan apakah sanggup menjadi tukang sampah sehari saja. Apakah sanggup saya tidak membawa perasaan malu selagi menjalankan kegiatan tersebut. Saya juga menyadari bahwa Kang Pah, begitu saya menyebutnya, tidak mempunyai pilihan yang lain selain melakukan kegiatan tersebut guna mencari kertas, yang baru saja diperkenalkan jenis barunya. Tidak setiap pagi sih, saya berani berbangga karena hanya saya menyapa Kang Pah di komplek perumahan ini.
KEMBALI KE ARTIKEL