Aliran ini dibuat oleh ja'ad bin dirham tetapi disejarah tertulis bahwa penyebar pola pikir ini penyebarnya ialah jahm bin shafwan, dikota samarkand ,khurasan ,iran dan menetap di iraq . Jahm bin shafwan  murid dari ja'ad bin dirham dan seorang budak merdeka lalu menjadi dai juga fasih dalam berorator. Paham ini muncul dikota Tirmizh ( iran utara ) masyarakat menyebutkannya dengan sebutan aliran jahmiyah.
Sekain faktor internal ada juga faktor Eksternal yang terdapat di bukti dalam Qs. al-an'am:148 kaum musyrikin memberikan gagasan jabariyah sebagai alasan bahwa kekafiran dan dosa yang mereka lakukan itu atas kehendak Allah Swt, Upaya yang dilakukan agar untuk mengelak dari agama islam.
Juga berdasarkan Geokultural bangsa arab pada kala itu menurut ahmad amin dan harun nasution, kehidupan mereka dipengaruhi oleh lingkungan mereka yang istimewa, secara genetik membuat nya mereka pasrah kepada alam.
Jabariyah sendiri bermakna Memaksa atau Mewajibkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu, termasuk jabariyah berarti aliran yang berkepastian bahwa tidak ada perbuatan manusia secara hakikat dan menyandarkan perbuatannya kepada Allah Swt, dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatan nya dalam keadaan yang terpaksa, dia menganggap perbuatannya terjadi karena qudrat dan iradatnya dan perbuatan itu terjadi karena atas kekuasan Allah semata.
Di pola pikir ini disebutkan bahwasanya manusia itu bagaikan kapas yang kemana angin itu bertiup maka kapas itu pergi mengikuti arah angin tersebut.
Al-syahrastani menyebabkan jabariyah ini menjadi 2 paham yaitu ekstrim dan moderat, jabariyah ekstrim tokohnya yaitu ja'ad bin dirhan dan jahm bin shafwan sehingga paham ini dinamakan kelompok jahmiyah, di jabariyah moderat tokohnya husain bin muhammad al-najjar dan al-dhirar yang sehingga disebut dengan kelompok najjariyah.
Jabariyah (ekstrim) suatu tindakan yang dipaksakan atas dirinya sendiri daripada memilihnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk bertindak, tidak memiliki kekuatan, atau pun juga dorongan diri sendiri. Kalam tuhan adalah makhluk Allah maha suci yang memikiki sifat manusia yang digambarkan di dalam al-quran sebagai makhluk, dia maha suci dari semua sifatnya dan keserupaan nya dengan manusia, paham ini berfikir juga bahwa surga dan neraka tidak akan bertahan selamanya hanya tuhan yang dapat bertahan selamanya.
Al-najjar juga mengatakan bahwa perilaku manusia itu dimulai dengan pemahaman bahwa Allah menciptakan kegiatan manusia baik yang baik maupun juga yang buruk, tetapi manusia memiliki bagian di dalamnya, ia juga mengatakan bahwa manusia bukan lah boneka yang digerakkan oleh dalang tetapi mereka juga berperan dalam mengubah perbuatannya, menurut nya tuhan menciptakan sesuatu dan manusia yang mengusahakannya. Tuhan  dan juga manusia bekerja sama dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan manusia, dan kita juga dapat melihat tuhan di akhirat melalui indra keenam.