(Jalacosta, 3 September 2012)
Aku tidak tahu apakah ini masih malam atau sudah pagi
Akupun tidak mengerti apakah ini kehidupan atau kematian
Yang aku tahu waktu ini imajiku terbang entah kemana
Yang aku fahami saat ini rohku terpecah belah berkrkeping-keping
Seperti aku menatap lukisan kosong tanpa coretan
Seperti aku mendengar nyanyian tanpa nada
Seperti aku dibakar tanpa merasakan panas
Seperti aku menyentuh air tanpa terasa basah
Aku berani bersumpah atas nama Tuhan kalau aku benar
Namun aku ragu terhadap tulisan takdir pada setiap lembar kisah dalam masa
Ketika disetiap ruang hati kutemui namamu dengan jelas dalam bingkai kerinduan
Ketika disetiap waktu yang berjalan kujumpai wajahmu dengan nyata dalam sampul kasih sayang
Ketika disetiap denyutan nadi mengalir pesonamu dalam buaian harapan indah
Aku berani bersumpah atas nama Tuhan kalau aku benar
Dunia ini terasa gelap gulita tanpa pelita dalam ruang jiwa yang sesak
Waktu ini terasa berhenti dalam kedipan mata yang mulai basah oleh air mata yang berwarna jingga
Jari-jari seperti menari dalam irama kegundahan hati yang terkhianati
Kesetiaan malam terhadap bulan yang di pisahkan mentari dipagi hari
Aku berani bersumpah atas nama Tuhan kalau aku benar
Ketika kasih telah datang dijemput sayang
Ketika ucap dan tangis bukan sebuah kebohongan
Ketika janji bukan hanya sebuah omong kosong
Cinta akan tiba atas nama cinta...
Aku berani bersumpah atas nama Tuhan kalau aku benar
Takkan ada secuil keraguan menghalangi langkahku menapaki terjalnya hatimu
Takkan ada setetes keresahan mengganggu tujuanku memasuki gerbang jiwamu
Aku akan datang tanpa memandang apakah kamu mengingatku atau melupakanku
Aku akan datang tanpa peduli apakah kamu mencintaiku atau membenciku
Karena aku tahu kamulah takdirku....