Sebelum putaran final Piala Asia (AFC) U-19 di Myanmar digelar, ada terbersit asa untuk bias lolos dari penyisihan grup. Tergabung di grup B bersama Australia, Uzbekistan dan Uni Emirat Arab, Indonesia optimis mampu menjadi salah satu wakil dari grup B. Namun sayang harapan itu telah kandas. Kalah 1-3 dari Uzbekistan di pertandingan pertama dan kalah 0-1 dari Australia, membuat langkah Garuda Jaya harus terhenti.
Usai kalah 0-1 dari Australia, anak asuh Indra Sjafri tak dapat menyembunyikan kekecewaan dan kesedihan mereka. Evan Dimas, Syahrul Kurniawan, Dimas Drajat dan pemain lain terlihat menangis tersedu-sedu. Mereka telah berjuang dengan maksimal. Sejak awal pertandingan, Garuda Jaya mengambil inisiatif menyerang. Pola dan skema permainan Timnas U-19 juga tampak lebih baik dibanding saat lawan Uzbekistan. Sayang, kelengahan membuat mereka harus kebobolan. Sementara serangan-serangan yang dilancarkan Mukhlis Hadi Ning Saifulloh gagal membuahkan gol.
Nanti malam, Selasa (14/10) Evan Dimas dan kawan-kawan akan menghadapi Uni Emirat Arab di laga terakhir penyisihan grup B. Apa pun hasilnya tidak akan berpengaruh bagi Indonesia yang sudah dipastikan tersingkir. Sebaliknya, kemenangan sangat berarti bagi UEA sambil berharap salah satu antara Australia dan Uzbekistan saling mengalahkan.
Saat melakukan latihan kemarin, Evan Dimas dan kawan-kawan dikabarkan sudah “move on” dan melupakan kekalahan. Mareka sudah rileks dan bahkan melakukan latihan sambil bercanda. Tidak ada lagi beban harus menang. Evan Dimas dan kawan-kawan bertekad untuk mencari “obat pelipur lara”. Pelatih Indra Sjafri menginstruksikan pada para pemain untuk bisa memenangkan pertandingan lawan UEA agar Indonesia tidak pulang dengan tangan hampa.