Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Perpustakaan Kecil yang (Harus) Mampu Bertahan

27 Oktober 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 200 0
[caption id="attachment_511" align="aligncenter" width="300" caption="Perpustakaan Srigunting"] [/caption] Siapa bilang menjadi mahasiswa yang menempuh tugas akhir (baca: skrip-sweet) itu menyenangkan? Heh... menjadi mahasiswa semester akhir itu memusingkan, apalagi mahasiswa yang pasif dan kurang produktif seperti saya :(. Seorang teman mengajak saya untuk bergabung menjadi volunteer di Srigunting. Okee... tanpa pikir panjang, saya segera mencari tahu apa itu Srigunting. Dan lagi, saya sudah amat sangat bosan dengan kehidupan saya yang monoton dan tanpa perubahan. Terlebih, saya butuh pengalaman untuk mempercantik CV saya (kelak :D). Mengenai Srigunting: Srigunting adalah sebuah perpustakaan swadaya yang terletak di kampung Nandan. Perpustakaan ini disebut swadaya karena memang bukan perpustakaan pemerintah, LSM, atau lembaga lain. Dengan kata lain, segala hal yang menyangkut materi (seperti membeli buku dan segala hal mengenai inventarisasi) harus diusahakan secara swadaya. Lalu, dari mana koleksi buku di Srigunting didapat? Jawabnya:

  • Dari hasil fund-rising. Maksudnya, pemilik Srigunting membeli buku anak-anak  import, kemudian menjualnya dengan haraga yang sedikit lebih mahal. Nah, laba dari penjualan inilah yang digunakan untuk membeli koleksi buku-buku Srigunting.
  • Yang kedua, tentu saja, dari tarif peminjaman. Tidak mahal, hanya 2.500 rupiah per buku, dengan maksimal buku pinjaman sebanyak tujuh buah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun