Perjalanan ini menjadi titik awal dari bentrokan yang berlarut-larut. Perang-perang berkepanjangan, seperti Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan Perang Yom Kippur pada tahun 1973, meningkatkan kompleksitas konflik dan meninggalkan luka-luka yang dalam bagi kedua belah pihak. Keinginan untuk memperoleh kekuasaan atas wilayah yang disengketakan dan konflik politik terus menghambat proses perdamaian.
Konflik Israel-Palestina memiliki implikasi yang luas, tidak hanya terbatas pada wilayah Timur Tengah, tetapi juga di tingkat global. Jutaan orang di seluruh dunia terlibat dalam perdebatan tentang sisi mana yang benar atau salah, menciptakan pemisahan dan ketegangan di antara komunitas.
Politik regional juga terpengaruh oleh konflik ini, dengan negara-negara tetangga seperti Suriah, Lebanon, dan Yordania terlibat secara langsung dalam perkembangan konflik tersebut. Implikasi tersebut dapat menciptakan ketidakstabilan yang berdampak pada perdamaian dan keamanan di seluruh dunia.
Untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina dan mencapai perdamaian jangka panjang, penting bagi kedua belah pihak untuk terlibat dalam negosiasi damai yang tulus. Negosiasi seperti ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional dan kesepakatan sebelumnya yang telah dibuat. Beberapa langkah kunci yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini antara lain:
a. Mengakui Kedaulatan dan Hak Asasi Manusia