Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Flash Fiction : Di Lampu Merah

27 Juli 2010   10:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:34 253 0
Sambil bergegas ke jendela mobil belakang, dia menyubit pantat balita di gendongannya agar menangis lebih keras. Dia semakin kurus, kucel dan legam. Berbeda 180% dengan saat dia jadi biduan di kampungku. Berbeda setelah bandot tua memboyongnya ke kota. Berbeda setelah dia melempar undangan pernikahanku dengannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun