Semua berawal dari seorang teman yang hadir ‘tiba-tiba’ ke YatimOnline. Tujuannya untuk silaturahmi sekaligus ingin mengetahui cerita dibalik gerakan YatimOnline yang memang sering muncul beritanya di social media.
Sambil silaturahmi, teman saya yang juga seorang pekerja televisi, membawa kamera dan melakukan wawancara, tujuannya hanya untuk dokumentasi pribadi saja. Dalam wawancari itulah, saya mengungkapkan tentang apa yang YatimOnline lakukan dan apa yang ingin kami wujudkan; salah satunya adalah membangun ‘Balai Latihan Kerja Wirausaha Yatim Dhuafa’.
Teman saya, yang ternyata sedang mengerjakan project reality TV show memberikan informasi tentang lomba pidato I am President yang audisinya diadakan di 12 kota di Indonesia, salah satunya Jakarta. Hadiahnya 1 Miliar. Wow!
Tanpa pikir panjang, saya langsung menyanggupi untuk mengikuti audisi dan berjanji untuk berusaha keras untuk mengikuti setiap persyaratan kompetisi I am President audisi Jakarta.
Tujuan utamanya tentu saja mengumpulkan dana untuk pembangunan BLKW Yatim Dhuafa yang merupakan bagian dari mimpi besar YatimOnline.
AUDISI JAKARTA
Saya kemudian mencari informasi tentang kompetisi I am President, dan ternyata kompetisinya adalah lomba pidato 3-5 menit tentang visi misi seandainya kita sudah menjadi Presiden; bukan untuk pencalonan sebagai presiden. Wah, luar biasa!
Saya langsung menyusun konsep pidato—karena kebetulan saya pernah menjadi speech writer untuk salah satu tokoh pemuda nasional. Kini, saya menulis pidato untuk diri saya sendiri.
Yang menarik adalah, ternyata, selain hadiah uang yang lumayan besar, ternyata ada hadiah Study Tour ke Dubai! Kota yang mengalami transformasi luar biasa selama 20 tahun, dari Dubai Lama menjadi Dubai baru yang luar biasa dan menyedot perhatian dunia.
JAdi, kompetisi I am President, bukan hanya kompetisi pidato dan retorika, tapi juga kompetisi tempat pesertanya belajar langsung tentang perubahan dan transformasi luar ekonomi luar biasa yang bisa memajukan negara sekaligus mensejahterakan rakyatnya dan menjadi ikon dunia.
Alhamdulillah, saya akhirnya lolos dan menjadi peserta terbaik untuk kompetisi Jakarta dan berhak maju ke babak berikutnya, yaitu babak 35 besar yang mempertemukan para peserta dari audisi berbagai kota (Surabaya, Jakarta, Pontianak, Bandung, Palembang, Kampus UI).
BABAK 35 BESAR
Pada babak 35 besar, kompetisi dilakukan lebih ketat. Ujungnya tetap satu, penampilan pidato selama 3 menit di hadapan audiens. Selama karantina dan lomba, peserta harus berpidato 4 kali; mulai dari pidato yang umum, tematis, debat hingga pidato pamungkas yang akan meloloskan 10 peserta yang akan study tour ke Dubai dan Abu Dhabi, untuk belajar langsung tentang transformasi ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan.
Teman-teman 10 besar itu adalah Sherly (Aceh), Faisal (Yogja), Baban (Bogor-Jakarta), Agung (Jakarta), Saiful (Bandung), Heard (Manado), Rijal (Surabaya), Isna (Surabaya), Yandi (Pontianak), Nachong (Makassar)
Alhamdulillah, saya lolos 10 besar dan berhak untuk ikut study tour ke Dubai. Yang lebih membahagiakan lagi, perlahan saya mulai tahu, apa hubungan YatimOnline dengan visi yang saya pidatokan. Seolah ini lompatan pemikiran luar biasa, untuk membangun koneksitas tentang desa, Indonesia dan dunia, sekaligus. Terima kasih Tuhan, Engkau memberikan kesempatan luar biasa untuk memberi jalan bagi pengabdian hamba-Mu yang fakir ilmu ini.
Saya kemudian menemukan formula “Indonesia Menjadi Negara yang Maju, Sejahtera dan Bahagia”; yang bukan hanya barisan kata dalam pidato, tapi kini menjadi peta baru bagi YatimOnline untuk memberikan kontribusi sesungguhnya bagi negeri tercinta dan agama yang telah memberikan arah kehidupan kami.
Kini, bagi saya, I am President bukan lagi hanya kompetisi lomba pidato, tapi sebuah ‘akademi kepemimpinan’ yang secara drastis mampu mengarahkan mindset pesertanya untuk lebih tajam dalam memformulasi pemikiran dan kontribusi bagi bangsanya.
STUDY TOUR KE DUBAI: SEEING IS BELIEVING
Minggu, 21 April 2013, 10 pemenang I am President terbang ke Dubai, seperti mengendarai mesin waktu; dari Jakarta yang punya Gubernur jokowi dengan visinya Jakarta Baru, tapi masih dalam wacana dan pergerakan awal, kami akan menuju Dubai baru yang dalam 20 tahun mengubah dirinyadari kota gurun pasir dengan persediaan minyak bumi yang terbatas, menjadi kota tujuan wisata, ajang olahraga kelas dunia dan pilihan investasi terbaik karena kebijakan pemerintahnya yang ramah dengan investasi.
Saya sudah senang akan adanya seorang Jokowi dengan gagasan Jakarta Baru dan mungkin nanti menjadi Indonesia Baru; tapi kini saya mendapat kesempatan untuk belajar langsung, melihat langsung, bertanya langsung dan menikmati langsung Dubai Baru.
Seeing is Believing. Setelah melihat, baru saya akan percaya.
Sekali lagi, terima kasih Tuhan, telah memberikan jalan untuk membangun visi YatimOnline, tidak hanya untuk desa, tapi kini untuk Indonesia dan dunia.