Di lingkungan keseharian, saya banyak berjumpa dan berinteraksi dengan teman yang memiliki perbedaan dalam hal fisik, intelektual dan bahasa atau disebut disabilitas. Bergaul dengan mereka saya belajar banyak hal, selama ini mereka dianggap memiliki kekurangan dan sulit diajak main ternyata saya salah. Teman yang menyandang status disabilitas memiliki kelebihan yang terkadang bisa lebih hebat dari saya yang disebut normal. Salah satunya adalah kakak kelas saya yang bernama Nurmahdalena atau biasa kami panggil Kak Lena. Awalnya semua orang menyebut orang yang memiliki gangguan pendengaran disebut sebagai tuna rungu, tapi Kak Lena meminta kami menyebutnya teman tuli.
KEMBALI KE ARTIKEL