Di dalam ruang tunggu itu ada Jam dinding yang tidak berdetak.
Aku duduk di sampingmu, kamu duduk di sampingku.
Kita berdua saling menatap bola mata yang penuh curiga.
Tetua memanggil namamu dulu, lalu namaku seraya mejabat dan mengucap janji.
Dari ruang tunggu itu kita menjadi Resmi di Catatan Negara.