Di tangannya yang gemulai ia membawa sebuah produk kecantikan.
Mulutnya yang mungil, dan tekstur bibir yang lembut, ia menyapaku. "Mas boleh lihat produk kecantikannya, buat istri tercinta"
Aku menengadah, dan menatap wajahnya yang putih pasih.
Aku melirik ke bawah setelah wajahnya, dan membaca namanya di papan kecil dekat buah dada.
Aku tidak berkata apa-apa, aku hanya senyum tipis ke kiri.
Dan mata memejam setengah baris.
Wanita itu melirikku sejenak dengan bola mata yang dipenuhi warna pelangi.
Lalu ia lekas pergi dan meninggalkan wangi Pink Sakura.
Sejenak aku terbius dan membelah ruang waktu:
Seketika aku mengingat Viona mantan pacarku.
Yang meninggalkanku karena lebih memilih menikahi Pria bermobil Avanza.Â