Perkembangan sosial emosional merupakan perkembangan tingkah laku anak dalam mengontrol dan menyesuaikan diri melalui peraturan-peraturan yang ada di lingkungan dimana anak tersebut berada. Maka dari itu, anak membutuhkan kegiatan yang mengharuskan mereka berkomunikasi dengan orang lain, terutama anggota keluarga dan teman-teman di sekolah. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan sosial emosional anak yaitu dengan cara bermain peran, dimana dalam kegiatan bermain peran tersebut, anak berhubungan langsung dengan teman-temannya sesuai dengan alur cerita yang telah disiapkan oleh guru (Maghfiroh et al., 2020). Pada dasarnya metode bermain peran yaitu mendramatisasikan perilaku dan huubungannya dengan masalah sosial. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sosial emosional anak yaitu dengan menerapkan metode bermain peran secara makro dimana anak terlibat secara langsung untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar(Marijo, 2023). Pertunjukan drama di sekolah pada dasarnya tidak hanya sekedar sebagai hiburan, akan tetapi juga menimbulkan dampak yang besar bagi perkembangan anak. Pada pertunjukan drama memberikan kesempatan untuk siswa menunjukkan perasaan emosi, mengembangkan kepercayaan diri, dan meningkatkan keterampilan sosial. Hurlock dalam (Hidayah et al., 2022) menyebutkan tiga kondisi utama yang berpengaruh dalam perkembangan sosial emosional anak yaitu : kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi keluarga. Perkembangan emosi berhubungan dengan temperamen, perasaan, reaksi, konsep diri, dan harga diri. Emosi dapat dilihat dari ekspresi dan tingkah laku seseorang terutama pada ekspresi wajah. Sosial emosional membutuhkan pemahaman mengenai peran diri sendiri mencakup apa yang terlihat dan yang tidak terlihat dalam perasaan, persepsi dan sikap. Hakikat dari bermain peran ditujukan untuk membantu anak paham akan perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sekaligus berusaha memahami perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang mendasarnya. Metode bermain peran dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari perilaku manusia. Anak bisa mencari perasaan mereka, mendalami sudut pandang dan perilaku orang lain dan belajar terlibat serta berhubungan dalam peroses pembuatan keputusan. Bermain peran memiliki banyak keuntungan karena memiliki pengaruh positif pada beberapa perkembangan anak. Bermain peran dapat meningkatkan daya khayal anak, mencari kreativitas anak, melatih motorik kasar anak untuk bergerak, melatih penghayatan anak pada peran tertentu, dan menggali perasaan anak. Pada metode bermain peran, guru bisa menggunakan sebuah kegiatan yang bisa mengembangkan sosial anak. Ekspresi emosi pada anak dapat dengan cepat berganti dari satu bentuk ekspresi ke bentuk ekspresi emosi yang lain. Bisa saja anak dalam keadaan senang kemudian secara mendadak berubah menjadi sedih ketika ada sesuatu yang kurang menyenangkan. Begitu pula sebaliknya, jika anak sedang dalam keadaan sedih, melalui bujukan dengan sesuatu yang menyenangkan dapat berubah menjadi senang. Ekspresi emosi anak dapat dipengaruhi karena hubungannya dengan orang lain. Namun, ada masanya anak mengalami sebuah masalah yang mengaharuskan mereka menghadapi masalah tersebut sehingga anak mendapatkan berbagai perasaan emosi yang ada dalam dirinya. Biasanya anak mendapatkan emosi seperti marah, sedih, kecewa, frustasi, dan stress. Maka dari itu, orang tua maupun guru harus sigap dan bersedia menemani anak untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Perasaan sedih, emosi, kecewa, marah, takut, adalah hal yang wajar bagi setiap manusia. Kita dapat mengarahkan anak untuk dapat mengontrol dan meluapkan emosinya kedalam hal yang positif agar tidak didominasi hal buruk. Dalam hal ini, seni sangat dibutuhkan. Seni dapat menjadi sebuah teempat atau media untuk menyalurkan emosi. Penyaluran emosi melalui seni disebut juga dengan terapi seni aray art theraphy(Rupa et al., 2022). Dimana kita dapat menyalurkan emosi kita ke dalam berbaagai aktivitas seni, misalnya dengan bermain peran. Menurut (Novriadi et al., 2023) Terdapat beberapa tujuan dalam bermaian peran, yaitu :
KEMBALI KE ARTIKEL