Semisal dunia yang kau singgahi
Adalah ajang perlombaan sesama kawan sendiri.
Lalu di setiap persimpangan
Menujunya hanyalah jalan buntu
Kau membeku, kaku,
di kepalamu.
Langkah setiap langkah
Terlihat gontai tak berarah
Dengan wajah menengadah
Langit di matamu adalah lautan biru
Sekarang kau mengingat sebuah lagu
Teramat sering kau dendangkan dahulu
Di setiap gelisah, lantang saja
Tertawa saja
Bersama kawan sekaligus lawanmu
Di sebuah masalalu
"Duduk sini, Nak!
Dekat pada bapak
Jangan kau ganggu, Ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki kelak sendiri."
Setelah tersadar kau tertawa
Bahwa air mata lelaki
Harus ia tampung sendiri.
2023