Kubacakan puisi Sapardi
di malam pekat dan
sepi-sepi hatimu.
Hingga semisal aku telah menjadi
Abu kayu yang dibakar api.
Abu tetaplah abu
Api juga masih akan api
Meski dibangkitkan kembali.
Namun tungku selalu menunggu
Kehangatan yang baru;
Kayu baru dan
Api yang baru.