Benny Rhamdani yang sering dipanggil Brani adalah salah satu dedengkot Aktivis 98 yang mendapat kesempatan pada pemerintahan Jokowi Jilid 2 sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang dulu bernama BNP2TKI.
Belum sampai 3 minggu dilantik Presiden Jokowi pada tanggal 15 April 2020 kemarin, ada indikator sebagai langkah awal perbaikan nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Usai dilantik Presiden RI Joko Widodo, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan sikap perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Dia menegaskan bahwa kunci untuk mengikis PMI non prosedural adalah dengan memperbaiki tata kelola penempatan PMI.
"Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin men-declare, menyatakan perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Mereka adalah musuh negara dan kita wajib melindungi hak dan martabat PMI, karena sejatinya kita adalah pelayan mereka," tegas Benny.
Si-Brani lalu melakukan konsolidasi lingkungan kerja BP2MI. Mengajak pasukannya tancap gas bekerja tanpa berlama-lama dan tidak mengenal fase jeda.
"Mari lari bersama dalam bekerja, karena jika memilih jalan kaki dalam bekerja pasti akan tertinggal kereta," komandonya.
Di tengah pandemi Covid-19, Brani mengajak BP2MI harus membuktikan dirinya berada di garda terdepan, mengantisipasi kepulangan PMI, maupun yang masih bertahan di negara-negara tujuan penempatan.
Ada ribuan PMI yang undocumented dan bekerja harian, dan tidak tertangani, bahkan kelaparan butuh bantuan segera. Dia menekankan bahwa protokol penanganan kepulangan PMI mesti dilakukan secara komprehensif, multisektor dan sinergi lintas Kementerian/Lembaga.
Saya adalah saksi bahwa pernyataannya tersebut bukan retorika. Tanpa mengenal waktu dan tanggal merah, Brani langsung ngebut dan bergerak tanpa jeda sampai jam 11 malam mengerakan pasukannya. Dengan sentuhan batin dan rasa tanggungjawab yang tinggi serta pentingnya tim work yang solid, pasukannya pun dengan sepenuh hati ikut  bergerak kaki jadi kepala, kepala jadi kaki.
Kerendahan Hati Brani kepada PMI
1 Mei 2020 di hari peringatan Hari Buruh sedunia, Brani mengunjungi Selter (Tempat penampungan PMI) yang tertahan dan belum bisa melanjutkan perjalanan ke daerah asalnya.
Ada kejadian sangat mengejutkan, Brani tiba-tiba bersujud dihadapan PMI memohon maaf ketika melihat kondisi Selter yang kurang pantas dan tidak tertata baik dengan layak.
Dia meminta maaf kepada Mereka dengan sepenuh hati atas kondisi Selter tersebut dan selama ini BP2MI belum bisa memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan. Dia juga meminta maaf, jika ada perlakuan para petugas dari BP2MI yang kurang menyenangkan kepada para Pekerja Migran Indonesia.
Dia langsung perintahkan Kepala Unit BP2MI untuk segera melakukan pembenahan dan renovasi. Bukan basa-basi, dia beri ultimatum kepada anak buahnya dalam 3 bulan kondisi selter sudah dalam kondisi lebih baik. Dia pastikan akan datang kembali untuk mengecek selter tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, tak lupa dia mengucapkan Selamat Hari Buruh (May Day) dan memotivasi mereka untuk tetap semangat dan bangga sebagai PMI yang merupakan pahlawan devisa negara.
Si Brani yang Berani
Minggu, 3 Mei 2020, Kepala BP2MI Â tiba-tiba gerebek salah satu P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), Â PT. Tritunggal Nuansa Primatama, yang beralamat Jl. Wibawa Mukti ll, Gang Mayangsari no 79 RT 005/003 Kel. Jatisari Kec. Jatiasih, Kota Bekasi.
Ada 89 Calon PMI dari 6 Provinsi yang ada di tempat penampungan akan diberangkatkan ke negara luar (Malaysia, Singapura dan Brunei), sementara mereka seharusnya sudah dipukangkan ke daerah asalnya masing-masing.
Sebelumnya Deputi  Penempatan BP2MI sudah mengirimkan surat resmi permintaan pengosongan sebanyak 3 kali, namun tidak juga diindahkan pihak perusahaan.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani tanpa tendeng aling-aling memberi  ultimatum kepada perusahaan tersebut, bahwa paling lambat 2 hari ke depan, Selasa, 5 Mei 2020 harus sudah dipastikan para CPMI bisa kembali ke daerahnya masing-masing.
Brani mengancam akan mengambil tindakan keras sesuai kewenangan BP2MI, yaitu akan mencabut tunda layan perusahaan tersebut, jika melakukan pembamgkangan dan tetap melakukan "Sandera" kepada para CPMI sampai tanggal ditetapkan.
Brani menyebut bahwa kekhawatiran Perusahaan jika para CPMI tersebut dipulangkan akan tidak kembali lagi adalah alasan mengada-ada.
"Negara tidak boleh kalah oleh Perusahaan atau Pemilik Modal," ujar Brani dengan tegas.
*****
Ini baru aktivis 98 yang pantas diapresiasi.
Dia bukanlah aktivis kaleng-kaleng. Dia seorang yang konsisten dan bukan benalu negara.
Dia adalah generasi 98 yang lahir dari darah juang melawan rejim penindas. Generasi yang mempunyai garis juang yang tegas. Generasi yang diisi oleh nilai-nilai ideologis dan visioner.
Generasi yang menyelami langsung penderitaan rakyat. Generasi yang ikut merasakan derita bangsanya. Generasi yang pernah berdarah dan merasakan perihnya gas air mata bahkan ancaman nyawa ketika mengepalkan tangannya di moncong senjata melawan penindasan dan benalu negara.
Dia bukan generasi karbitan. Bukan generasi elitis yang disulap semalam dengan taburan uang.
Dia adalah Si Brani, Aktivis 98 yang Berani dan Rendah Hati
(Testimoni Aznil Tan)