Matahari baru saja tenggelam dibelakang gubuk kami sesaat setelah kumandang azan menggema. Hilangnya lembayung senja nan indah menjadi penanda malam sudah tiba. Malam disini kian terasa lebih hening, karena hanya ada gemerlap cahaya lilin putih di ruang makan dan dapur. Demikian hingga pagi tiba. Ini bukan kali pertama gelap menyapa serentak hampir seluruh kecamatan, karena daya listrik yang tak mencukupi. Percuma juga kami melapor ke PLN terdekat, toh tetap saja pemadaman listrik bergantian setiap empat jam sehari tetap saja saban hari. Entah karena gangguan, entah juga karena supply arus dari pembangkit Sigura-Gura Sumatra Utara yang mengalami masalah hingga Aceh harus terus mengalami pemadaman sepanjang tahun.