Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Percakapan Matahari dan Awan

31 Januari 2023   04:34 Diperbarui: 31 Januari 2023   04:35 894 3
Hari ini cuaca agak mendung. Saya kira sebentar lagi rintik hujan akan turun. Saat awan mulai tebal dan terdengar rintik air hujan turun sayup-sayup saya mendengar sebuah percakapan.

Awalnya saya tak tahu siapa yang saling berbicara, namun ketika saya melihat ke langit. Saya melihat dan mendengar dengan jelas perbincangan awan dan matahari.

Awan: "Matahari, kenapa saat saya datang dan hujan mulai turun orang-orang berlarian menjauh atau minimal memakai pelindung? Seolah-olah mereka tidak menyambut hujan yang saya turunkan."

Matahari: "Memang apa yang kamu harapkan?"

Awan: "Saya berharap mereka menyambut saya dengan riang gembira."

Matahari: "Memangnya kamu tau dari mana jika mereka tidak riang menyambutmu?"

Awan: "Itu! Lihat saja mereka. Mereka berlarian menjauhi hujan yang saya turunkan."

Matahari: "Ya memang begitu ekspresi kegembiraan mereka saat dirimu datang. Cobalah kamu tak membawa hujan barang setahun saja, tentu mereka akan bersedih dan menangis."

Awan: "Jika mereka senang dengan kedatangan hujan yang saya bawa, kenapa mereka tidak mau terkena air dari hujan dari saya?"

Matahari: "Bukan begitu, mereka hanya tak mau air darimu membasahi baju dan sepatu yang mereka kenakan. Mereka bisa sakit jika terkena airmu. Bukan mereka tak senang dengan kedatangan hujan yang kau bawa, mereka hanya tak mau air hujanmu membasahi diri mereka."

Awan: "Bagaimana denganmu?"

Matahari: "Saya? Sama saja. Saat saya datang dengan panas yang terik, mereka akan membawa topi untuk melindungi kepala mereka. Mereka juga akan menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit mereka agar tidak terbakar."

Awan: "Mereka juga tak suka denganmu?"

Matahari: "Bukan, mereka bukan tak suka. Tetapi justru itulah ekspresi kebahagiaan mereka saat saya datang."

Awan: "Hmmm ..."

Matahari: "Dirimu tak paham juga ya? Satu hal yang ingin kukatakan, tolong ubahlah sedikit sudut pandangmu itu."

Saya yang mendengar percakapan kedua benda langit itu hanya termenung dan tersenyum. Selamat datang hujan, selamat datang matahari, dan selamat-selamatlah manusia semua.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun