Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Jangan Curi Selendang Dedari!

13 November 2021   15:09 Diperbarui: 13 November 2021   16:55 352 13
Mata jaka tarub liar
Berbinar
Saat dari balik belukar semak
Bersirobok mujur
Melihat dedari
Bidadari dengan selendang warna warni langit
Turun dari jembatan pelangi

Lalu melepas mahkota
Busana
Jujur
Apa adanya
Menyemplungkan diri
Mandi air jernih
Telaga rahasia,
Sungguh keelokan terindah
Yang bisa disimpan
Di memori lelaki bujangan


Jaka tarub
Mengendap endap
Lalu mencuri selendang kuning,
Disimpannya rapat
Rapat,
Tubuhnya bergetar hebat
Menahan birahi
Menahan hasrat memiliki
Wujud kecantikan sempurna
Mahkluk dua alam

Usai waktu berguyur
Jembatan pelangi
Hampir sirna
Ditelan matahari,
Sepuluh dedari
Bidadari langit
Kembali memakai busana
Rapi jali
Ayu
Cantik
Tiada kira,
Semua selendang sayap
Terbang
Terpasang di pinggang
Dan siap terbang
Ke ufuk nadir sana

Semua terbang cepat
Layaknya kupu kupu
Bermahkota
Kecuali bidadari berwarna kuning,
Ia kehilangan selendang,
Semua menangis meninggalkannya
Di hutan bumi

Sepi
Menggigit

Bidadari kuning
Tangisnya merencah pipi
Hatinya remuk redam
Tak bisa kembali
Ke alam kahyangan

Lalu
Jaka tarub muncul
Sebagai pahlawan berpamrih,
Lalu mereka bercinta
Sepanjang jaman
Kasmaran

Lalu
Satu generasi hibrida
Mahkluk langit
Bumi
Lahir
Lambang cinta
Dua alam

Lalu
Kalian tahu
Selendang kuning ditemukan

Bidadari kuning
Kembali
Terbang ke kahyangan

Jaka tarub
Patah hati
Bersama sang bayi
Anak milenial yang dibesarkannya
Penuh kasih sayang
Dijauhkannya
Dari segala mara bahaya
Juga racun gajet nanti
Tekadnya

Bidadari kuning
Menangis
Di sebelah dimensi bumi,
Tiap kali kepedihannya memuncak
Senja merana
Merona kuning
Di cakrawala sana,
Bukti roman babad cintanya
Tulus
Dari lubuk hati terapuh

Asmara tak mengenal ruang beda
Frekwensi hati makhluk manapun
Jadi senada
Saat dianugerahi benih enerji cinta

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun