Mengisi malam dingin
Memanggil hujan
Memanggil sang jantan pujaan
Di seberang kolam penantian hati
Disini
Benih benih ikan mujair, mas, sepat
Tak pernah tidur pulas
Saling membayangkan sebuah dunia indah yang kesemuanya
Hanya kolam
Luas tak berbatas
Sejak magrib tadi lantunan
Kodok kodok birahi
Tak berhenti
Terus bergelora
Menimang malam
Memuja gairah hidup paripurna
Di kampung ciseeng
Yang dipenuhi kolam kolam mimpi
Anak anak petaninya
Belajar hidup
Mengaji ayat ayat Tuhan
Yang berserak
Dari pematang sepi
Menuju cakrawala jauh
Hidup berisi
Berarti
Semakin malam
Orkestra kodok pemanggil pasangan jiwa
Lambat laun berhenti
Rupanya induk kodok
Sudah ketemu si pejantan idaman
Lalu berolah asmara
Tanpa suara
Sunyi sejenak
Lalu malam pun hanya berisi
Nada gairah purbawi
(Lalu kenapa kamu masih terjaga sendiri?)