Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Jangan Panggil Pulang Sayang

4 Agustus 2021   23:49 Diperbarui: 5 Agustus 2021   00:13 101 7
Ibu dari klien baruku
Dipanggil pulang
Ibu dari sahabatku
Nun jauh di Seberang
Saat lama aku tak bertandang,
Persis malam aku cengkrama dengannya dipanggil pulang
Bapak dari rekananku
Dipanggil pulang pula

Hari hari jadi sepi
Orang orang terdekat tadi
Tak tampak gigi putihnya
Apalagi senyumnya,
Cuaca sendu kelam
Tawar
Banal
Seperti ada gumpalan menyumpal
Di lubang tenggorok  nafas
Menghalangi basa basi

Lalu saudaraku
Dokter ganteng yang iklas
Melayani nelayan pantura
Ikut dipanggil pulang

Kawanku dokter
Kakaknya yang dokter
Dipanggil pulang pula

Sejatinya
Ini hari yang biasa
Tak beda kemarin,
Hanya lebih sunyi
Tak ada tawa lepas di kafe tempat kita nongkrong
Hanya gumam  kesal gelisah
Diblokade ppkm disana sini

Saat aku malas kembali ke sarang
Tetangga mudaku
Bergegas pulang
Membuka pintu rumahnya dengan semangat ingin cepat istirahat

Lalu sebotol besar creamy vanilla latte
Starbuck diangsurkannya dingin
Ke telapak tangan sepiku
Yang menggigil rindu cengkrama
Tanpa kata
Hanya senyum tulus barista
Yang khas
Yang membuat  penikmat kongkow malam malas dipanggil tersayang
pulang

Selalu ada alasan
Tambah segelas kopi
Tambah nyali penguat hati
Untuk menikmati  makna kesucian gelap
Dalam hati yang terang benderang
Menolak panggilan cepat pulang

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun