Hatiku riang
Mendungku hilang
Sesap demi sesap
Aroma pekat robusta
Masuk ke dahaga tenggorok waktu
Humus demi humus
Rabuk bumi kintamani Bali
Terkirim cepat hangat
Melumat
Di lidah sepi
Murung jadi jaga
Ngantuk jadi terbelalak
Tenggelam jadi ngapung
Ngungun jadi menyala nyala
Dasyat
Dalam diam yang hangat
Secangkir kopi robusta bali
Mengajar hidup ciut
Kembali bernyali
Inilah kopi pagi
Yang di sesap habis
Para pahlawan tak dikenal
Gugur bela pati
Tanpa sisa
Demi membela kehormatan negeri
Dalam perang sohor
Puputan margarana