"Dik Asti, Â maafkan kalau aku jadi pendiam, sendirian hidup di rantau, Â membuatku banyak berubah. Saat sepi disana, Â aku jadi sangat tahu, Â bahwa tidak bisa hidup tanpamu Dik", katamu penuh bujuk rayu. Seperti lokomotif kereta meluncur begitu saja. Aku kaget juga mendengarnya.