Akan kulakukan sekuat tenaga
Kalau saja bisa,
Aku tak akan melakukan perbuatan tercela
Mencoreng jiwa korps
Memalukan keluarga besar
Menghilangkan julukan anak kebanggaan,
Pledoi seorang ibu cantik
Dalam enam menit
Melodrama
Menangis
Terbata
Malu luar biasa
Di panggung publik
Teringat anaknya
Semata wayang
Semoga setangguh bimasena
Layaknya sri panggung
Primadona
Tonil
Jaman edan
Terduga
Pelaku lakon
Dramatis
Mengiris hati ini
Sampai tak bisa
Disebut namanya
Sampai tak bisa ditampilkan
Wajah ayu aslinya
Entah hasil kreasi operasi plastiknya
Kecuali
Ditutup masker
Ditutup selubung pelindung
Misterinya
Misteri
Selalu ada kambing hitam
Dalam peristiwa
Akbar
Yang mengguncang
Tata surya keadilan
Dunia
Juga pengadilan akherat
Selalu banyak pelajaran
Bisa dipetik
Saat aparat
Saat kekuasaan
Saat harta
Dikawinmawinkan
Diam
Diam
Dibawah tangan
Tanpa legasi
Tanpa kompromi nurani
Tanpa benderangnya kata hati
Kalau saja
Waktu bisa kubalik
Maka aku minta kembalikan
Waktu
Emasku
Bukan berlian
Dan suapan
Suapan
Hadiah
Tak bertuan
Demi melihat
Mata buah hatiku
Belahan jiwaku
Tumbuh
Besar
Mengepakkan sayap
Kemandiriannya
Tapi waktu
Ogah berjalan mundur
Dan menempuh rute rasa
Peta hakiki
Dari perjalanan air susu ibu
Membesarkan
Melahirkan
Mendewakan
Manusia
Manusia
Kecil
Biasa
Menjadi pendekar kebenaran
Dengan air
Mata
Kasih sayang
Tapi terlambat
Waktu tak ingin berbalik
Bagaimana air asin laut bisa kembali tawar
Bening
Kembali ke relung pori
Air susu
Mata air gunung
Mata air kebenaran jati
Kalau saja bisa kubalik waktu
Kalau saja
Semak
Khilaf
Lupa
Angkara
Murka
Tak setia
Bisa kulumat habis
Sebelum tumbuh
Menjadi hutan angker
Penjaga waktu
Selingkuh dari sumpah
Segala sumpah
Sumpah ibu
Membawamu rindu dipeluk
Sumpah negara
Membawamu rindu pulang
Menyumpahi diri sendiri
Membawamu hanyut
Terseret
Tenggelam
Di palung samudera waktu
Kalau saja
Waktu bisa kubalik
Belum tentu
Semua
Segala
Akan baik
Baik
Saja
Karena waktu
Berlumur goda
Pelumas licin jaman sandyakala