Sepi tak ada yang mengganggu.
Saat malam tiba, setelah makan malam menu kampung yang disajikan di meja raja. Kami merasa inilah malam terindahuntuk memanen buah kenikmatan dari piring waktu, yang kami tunggu seumur hidup ini.
Tiba waktu ditunggu. Astri sudah memakai baju tidur tipis warna biru satin menggoda dan aku sudah benar benar siap memberikan segalanya. Pelayanan istimewa. Udara di luar amat dingin. Kabut mulai datang mengepung atap, Â jendela , tingkap rumah cinfa kami malam ini.
Saat aku hendak. Menutup pintu dan jendela, hendak menunaikan tugas mulai. Â Tangan lentik istriku, Astri, Â mennyentuh punggungku lembut.
"Biar saja terbuka sayang, Â pintu dan jendela. Â Kita nikmati malam. Hmmm, Â aku baru aja dapat tamu ", bisik Atri getir.
"Tamu, Â di tempat begini sepi. Â Maksudmu? ",aku balik bertanya gusar. Â Sudah di ubun ubun niatku.
"Ya, Â Mas, Â tamu bulanan. Maaf, Â mendadak...", lirih Istrii cantik dan sexy-ku menjelaskan kondisi tubuhnya.
Aduh.
Padahal rumah peristirahatan ini kami sewa seminggu, buat minggu madu.
Ah...