Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Lelaki Malang dan Seratus Telur Penyu (Rahasia Cinta Alon dan Ayun)

5 Oktober 2020   02:39 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:23 89 3
Cinta seringkali amat perlu pembuktian, kesabaran dan kesungguhan hati bagi orang biasa. Tapi bagi Alon, berbeda sangat mudah baginya meyakinkan banyak wanita untuk menjadi pacar atau cuma teman kencan. Semua didapat, semudah membalik telapak tangan.

Dulu, waktu muda, namun saat usianya melapuk, bujang berkualitas tinggi ini, harus mengakui bahwa mengajak perempuan pacaran soal yang mudah tetapi meyakinkan seorang wanita agar mau menjadi istrinya, sungguh soal terpelik.

Seperti merpati tampak begitu jinak, tapi begitu diajak serius.menikah, semua mabur tanpa kabar. Sudah 7 dari pacarnya, Alon ajak menikah. Tidak ada yang berkenan. Semua menggeleng keras - keras takut ketidaksetiaan laki - laki perayu ini.

Alon sakit dan patah hati, remuk redam bisa dibilang. Dunianya pelan - pelan menyempit, ruang asmaranya menuju kiamat kecil. Rasanya tak ada hari esok lagi, karena tal ada wanita matang yang mau diajak berjudi, melewati pertaruhan harinya yang penuh petualangan cinta.

Sebagai profesional kontraktor, ia punya penghasilan lumayan, namun sebagai pecinta, statusnya cuma pecundang yang layak dipacari tetapi tidak punya bobot untuk jadi pasangan hidup sejati.

Maka menepilah Alon, ke sebuah sudut dunia, penangkaran penyu di Ujung Genten, ujung barat Pulau Jawa tepian Samudera Indonesia. Tempat yang sungguh - sungguh terpencil. Tepi laut sepi. Tak ada yang singgah, kecuali penyu petualang samudera yang menepi untuk bertelur.

Disitulah, dia bertemu Ayun, relawan pengumpul telur dari lembaga nirlaba penangkar penyu. Di kegelapan malam, mata bercahaya Alun lebih kuat sinarnya daripada sinar mata penyu yang menangis saat menahan sakit mengeluarkan ratusan telur yang disembunyikan dalam pasir.

Dengan sabar Alun mengawasi proses induk penyu, bertelur dan menguburnya dalam pasir. Gadis Ayu berambut cepak ini, juga tegas dalam memberi komando pada para turis dan wisatawan yang mengikuti proses itu diam - diam di kegelapan malam. Alon merasakan ketika lelaki patah hati itu mencoba menyalakan  rokok kreteknya. Ayun menepis dengan sigap. Sambil mendelik dan berdesis memperingatkan bahwa tak boleh ada api, disaat terawan penyu.

Alon malu dan mencoba memahami situasi istimewa di tempat yang liar, berpasir itu.saat itulah ia melihat ada nyala istimewa dari bola.mata Ayun.

Saat itu angin berkesiur keras. Menaburkan pasir kemana - mana. Membuat tatapan mata Alon kabur. Semua menghilang,  sepi, tak ada apapun, orang - orang hilang atau pergi.

"Hmm, maukah kau kawin denganku, wahai pemuda ganteng ?", pinta Ayun tiba - tiba."Namaku Ayun, dari Tahiti, Hawai",gadis sintal itu memperkenalkan diri, sambil mengulurkan tangan indahnya dan menyorongkan muka lembutnya.

"Aku, Alon dari Pulau Nipah Madura, sedang mencari belahan hati", sapa Alon lembut. Sambil.mengusap pasir dsri wajah Ayun. Lalu tanpa kata lagi, keduanya jadi liar, menyatu seperti binatang kasmaran.

Kerlip bintang. Alun ombak, dan ayunan daun kelapa, saksi aksi dua makluk tanpa basa - basi itu.

Paginya, Alon tertidur telanjang penuh pasir, memeluki telur yang ditinggalkan Ayun. Dia sendiri, ditepi pasir luas, tanpa ada jejak telapak kaki manusia, barang satu pun.

Alon bingung, ia teriak memanggil Ayun, tetapi tak ada sahutan. Bila jejak kaki manusia tak ada, apakah semalam ia bercinta dengan peri hutan atau justru dengan penyu belimbing betina besar, yang jejak kaki penyunya terlihat meninggalkan pantai. Menjauhi Alon.

Alon menangis, kehilangan Ayun. Walau mungkin bukan manusia, Alon berjanji akan menjaga tukik , bayi penyu mereka saat menetas nanti, dengan sepenuh jiwa raganya.

Biar anak-anaknya menyebar, menjadi penguasa, petarung, pengelana tujuh samudera. Alon kemudian memutuskan membangun cottage di pojok dunia yang dia tulis di papan nama besar "Ayun Pulanglah Kesini". 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun